Wawancara Sutiyoso:

"Pemimpin Jakarta Harus Tegas"

VIVAnews  - Siapa tak kenal Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso. Dia mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2002 dan 2003-2007.

Pria kelahiran Semarang, 6 Desember 1944 ini, merupakan salah satu tokoh yang cukup memberikan kontribusi terhadap perkembangan Kota Jakarta.

Namanya cukup melambung saat ia mencetuskan gagasan soal transportasi massal yaitu busway. Berikut petikan wawancara wartawan VIVAnews dengan Bang Yos.

Pengalaman apa yang paling menarik saat Anda memimpin Jakarta?

Saya ini mengalami pergantian lima presiden selama menjabat sebagai Gubernur DKI. Coba anda cari gubernur di Indonesia dan dunia mana saja tidak akan ketemu.

Apa istimewanya?

Itu tidak mudah, sebab saya harus menyesuaikan terus dengan presiden dan para menteri.

Apa modal terbesar Anda saat saat menjadi gubernur?

Saya mempunyai sikap tegas, berani, dan selalu fokus terhadap tugas dalam memimpin Jakarta ini, sikap ini muncul karena latar belakang saya dari militer.

Apa yang membedakan Anda dengan gubernur Jakarta yang lain?

Jadi pemimpin itu tidak boleh menghindari masalah, harus berani mengambil keputusan, meskipun alternatifnya pilihan itu buruk semua, tabu buat saya untuk menghindari masalah.

Itu yang membedakan saya dengan yang lainnya. Selain itu, menurutnya perlu ada sikap ketegasan dari seorang pemimpin dan fokus terhadap suatu masalah, sehingga bisa memberikan penyelesaian atau solusi.

Seperti masalah yang dihadapi Jakarta, dimana saya kemudian mencetuskan transportasi massal untuk yakni busway.

Anda merasa berhasil ketika memimpin Jakarta?

Ya… saya termasuk berhasil, salah satu bentuknya keberhasilannya yakni membangun Jakarta melalui pembanguan busway.

Ini juga tidak terlepas dari latar belakang saya sebagai mantan panglima TNI. Sudah 29 tahun saya di TNI Angkatan Darat, sudah biasa menghadapi situasi kritis, sulit, tertekan, dan dituntut untuk berpikir secara jernih, seperti saat mengangani Jakarta.

Indikatornya hanya busway?

Pembangunan busway itu saya cetuskan pertama kali, sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta. Kalau saya ikut-ikutan dengan gubernur sebelumnya, tentu tidak ada sesuatu yang bisa membangun Jakarta ke arah yang lebih baik. 

Saya ini punya sifat agresif, artinya harus mengejar sesuatu sampai dapat, salah satunya mendapatkan penyelesaian dari masalah yang dihadapi Jakarta. Kalau tidak bisa saya dapatkan, saya malu pada diri saya sendiri.

Bukannya busway malah menambah kemacetan di Jakarta?


Memang banyak kontradiksi soal busway, Ini karena pembangunan busway belum sepenuhnya maksimal.

Masih banyak yang harus diperbaiki. Seperti armadanya yang sekarang jumlahnya belum mencukupi. Tapi ingat busway selalu ramai dan jadi primadona bagi masyarakat. Saya kira kita harus berani melawan arus, toh demi kemajuan dan pelayanan transportasi masyarakat Jakarta.

Saya sudah mencetuskan ide pembangunan transportasi massal seperti busway, kalau belum maksimal yang silakan gubernur yang sekarang melanjutkannya. Sudah bagus saya bisa memunculkan ide tersebut.

Kita harus melihat manfaat busway bagi masyarakat banyak, bukan hanya warga Jakarta, tapi luar Jakarta. Lihat saja, mana pernah setiap busway lewat penumpangnya sepi. Selalu penuh. Itu artinya masyarakat sangat terbantu dengan busway. Kalau sudah lihat manfaatnya lalu kenapa harus mencaci maki busway.

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang
Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas

Duel Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Korea Selatan U-23 di perempat final Piala Asia U 23 benar-benar membuat jantungan suporter Timnas

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024