Pendiri Gerakan Dukung Chandra - Bibit di Facebook

Usman Yasin: Dari Genggaman Kugetarkan Istana

VIVAnews - Dua pekan belakangan, Facebook lebih 'meriah' dari biasanya. Tak hanya menjadi ajang curhat bagi para pengunjungnya, jejaring sosial terpopuler di di dunia itu telah menjadi jalur alternatif untuk menyampaikan aspirasi politik bagi para Facebooker tanah air.

Momentum itu dipicu oleh babak baru perseteruan antara 'cicak' (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan 'buaya' (Polri), akibat penahanan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah, pada Kamis 29 Oktober 2009 sore. "Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Riyanto" mencuat menjadi grup yang menjadi pusat perhatian banyak orang.

Entah karena titelnya yang bombastis atau memang karena penahanan polisi mengoyak rasa keadilan banyak orang, yang jelas kini jumlah anggota grup ini sudah melampaui dari harapan awalnya untuk menghimpun dukungan dari sejuta facebookers.

Pada beberapa kesempatan berbeda, VIVAnews sempat berbincang dengan Usman Yasin penggagas grup ini. Seorang dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang juga salah seorang Facebooker aktif.

Kepada VIVAnews ayah tiga orang anak ini bercerita tentang proses pembentukan grup ini di awal, dan ke arah mana grup ini akan dibawa, setelah target sejuta terlampaui. Berikut petikannya. 

Sebenarnya bagaimana proses terjadinya grup ini?
Grup ini saya buat murni dari rasa spontanitas karena tergerak dengan pengorbanan dan perjuangan Pak Bibit dan Pak Chandra. Saat itu saya mendapat informasi penahanan Pak Bibit dan Chandra melalui berita di VIVAnews, detik.com, serta radio Elshinta. Lalu saya langsung berkata bahwa ini momen yang tepat. Ini mungkin juga karena saya sering berbenturan dengan kasus hukum. Jadi, saya melihat bahwa saya harus melakukan pembelaan bahkan dalam bentuk yang paling sederhana, yakni membuat sebuah grup di Facebook.

Apa Anda sebelumnya mengenal Bibit dan Chandra?
Saya tidak mengenal keduanya secara pribadi. Saya mempelajari latar belakang keduanya dari Internet. Saya pelajari profil keduanya. Dari situ saya mendapati bahwa mereka itu orangnya sederhana. Bibit adalaah Bekas Kapolda Kalimantan Timur, daerah yang memiliki banyak hasil kayunya. tidak mungkin dia tak bisa punya uang, kalau mau. Artinya dia memang orang yang sederhana. Bukanberarti ia tidak pernah punya kesempatan untuk menjadi orang kaya. Tapi walau saya mengenalnya hanya sebatas dari informasi yang tercatat di internet. Tapi saya memiliki keyakinan, apa yang mereka perjuangkan itu benar. Bila seseorang berjuang berdasarkan kebenaran, maka dia akan berani untuk menghadapi siapapun.

Sebelumnya pernah melakukan kegiatan-kegiatan penggalangan dukungan semacam ini?

Saya mengenal internet sejak sekitar 1994. Tapi pada saat itu saya menggunakan internet lebih pada tataran untuk mencari informasi. Kemudian pada 1999, saya pindah dari Universitas Muhammadiyah Malang ke Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Saat itu saya baru melakukan campaign melalui email ke mailing list-mailing list, karena saat itu belum ada itu yang namanya Facebook. Sebenarnya saya ingin mendirikan sebuah situs yang konsepnya seperti VIVAnews juga, tapi untuk sementara saya lakukan melalui blog, yakni sejak tahun 2005. Sejak itulah kegiatan-kegiatan saya yang bersifat advokasi saya masukkan ke blog.

Saya mendokumentasikan langkah-langkah per item sesuai urutan kronologisnya. Misalnya, hari ini saya bertemu dengan siapa, jam sekian, latar belakangnya. Dokumen-dokumen juga saya simpan disana. Dengan begitu maka banyak orang yang tertarik. Artinya apa yang kita lakukan mendapat respon.

Nah segala permasalahan yang ada saya dokumentasikan di internet. Sejak 2005,  pengguna internet sudah semakin banyak. Orang tidak lagi hanya mencari literatur fisik di perpustakaan. Banyak yang kemudian menemukan dokumen-dokumen tentang advokasi saya di internet. 

Akhirnya mereka datang ke rumah saya melakukan penelitian, baik itu skripsi S1 maupun thesis S2. Mereka datang dari berbagai universitas dari mulai ITB, Universitas Padjajaran, Undip, ITS, UGM, dan lain-lain. Ternyata selama ini, saya telah mengkumulasi data-data yang bisa menjadi acuan bagi tulisan bagi mereka. Sejak itu saya berpikir bahwa internet dapat digunakan untuk sebagai sarana pendidikan, sarana mengumpulkan informasi, dan sarana advokasi.

Saat itu sudah melakukannya melalui jejaring sosial Facebook?
Belum, ini saya lakukan masih dalam bentuk blog, sehingga beberapa interaksi yang saya lakukan masih terbatas. Sebatas mereka meninggalkan pesan di kolom komentar, atau kemudian mereka mengontak saya melalui Yahoo Messenger. Tapi kemudian ini berkembang terus.

Waktu tahun 2008, saat itu sedang hangat-hangatnya bagaimana Presiden Barack Obama juga memanfaatkan internet dan jejaring sosial untuk kampanyenya. Saya kemudian berpikir, kenapa saya tidak menggunakan Facebook? Sebab teknologi Facebook memiliki antarmuka yang sangat mudah. Cukup tulis di kotak (status), tekan enter, lalu langsung jadi. Semuanya langsung terdokumentasi.

Tapi, kalau kita pakai blog, butuh tahapan yang lebih panjang. Butuh keterampilan lebih untuk melakukannya. Harus ke dashboard dulu, bahasa scriptnya juga masih ada, dan lain-lain sebagainya. Karena kemudahan mengupload di Facebook ini, itulah keuntungannya Facebook.

Maka sejak September 2008 saya mulai menggunakan Facebook. Sampai sekarang saya malah lebih sering mengupdate Facebook daripada blog saya. Blog saya belum diupdate-update. Saya telah mencoba memunculkan beberapa permasalahan lewat Facebook ini.

Selain itu Facebook juga memudahkan, karena terutama kawan-kawan di media juga selalu memantau aktivitas di Facebook. Misalnya saat kita hendak melakukan demonstrasi, atau advokasi tentang suatu isu, saya cukup tulis di Facebook dan mereka langsung mengontak kita.

Jadi ini menunjukkan bahwa ada kemudahan berkomunikasi lewat media ini. Facebook juga mampu mendokumentasikan segala sesuatunya dengan baik. Ada jejak-jejak yang bisa disimpan dengan baik di Facebook, misalnya pada fitur message. Ini tidak bisa kita peroleh misalnya melalui teknologi pesan SMS.

Agaknya hidup Anda tidak bisa lepas dari dunia advokasi atau LSM?
Setelah saya pindah ke Bengkulu saya berpikir, harus ada sesuatu yang saya lakukan. Pada 27 Agustus 1999 saya kemudian mendirikan sebuah lembaga berbadan hukum, yaitu Yayasan Lembak Bengkulu yang melakukan advokasi terhadap permasalahan lokal.

Saya sempat melakukan advokasi untuk kawasan konservasi di Bengkulu, yakni kawasan cagar alam Danau Dusun Besar Bengkulu, yang mengalami kerusakan akibat adanya jalan yang membelah kawasan itu. Akhirnya kasus itu dapat diselesaikan dengan baik, walikota ditindaklanjuti oleh gubernur, mentutup jalan tersebut.

Selain itu saya juga sempat memfasilitasi petani dan balai benih untuk melakukan penyuluhan, agar mereka mendapatkan penyuluhan tentang benih. Akhirnya setelah itu beberapa kelompok tani malah mampu mensertifikasi benih mereka sendiri dan oleh dinas pertanian benihnya dibeli. Dari situ mereka mendapat keuntungan, daripada mereka menjual dalam bentuk gabah, benih itu nilainya jauh lebih besar.

Selain itu pada 2006-2007, saya juga melakukan advokasi kasus gubernur Bengkulu (kasus Dispenda Gate). Untuk diketahui, beliau menjadi tersangka September 2008, sekarang sudah November 2009, sudah setahun lebih.

Saya sudah Saya sudah sempat ke KPK, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, hingga memindahkan sidangnya dari Bengkulu ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.Kemudian P21-nya Mei 2004, tapi hingga kini kasusnya belum diselesaikan.

Datang ke Pemakaman Ibunya, Angger Dimas Berterima Kasih Pada Tamara Tyasmara dan Keluarga

Grup Facebook dukung pimpinan KPK non aktif Chandra Hamzah-Bibit Samad Riyanto

Apa yang membuat grup Anda bisa menggaet banyak pendukung?
Ada beberapa hal. Pertama, ini soal pemilihan media yang tepat. Pemilihan teknologi sangat menentukan kenapa dukungan  ini begitu besar. Kemudahan-kemudahan kelengkapan fitur dari Facebook inilah yang menguntungkan. Menurut saya orang lebih banyak mengerti Facebook daripada media lain misalnya Twitter atau Yahoo Messenger.

Mungkin saya tidak akan mampu menghimpun dukungan secepat ini bila saya menggunakan Twitter atau media lain. Sebab, Facebook memiliki fitur yang lebih banyak, dan lebih menarik. Mulai dari kaki lima, tukang becak, tukang ojek, kalau kita llihat, mereka juga sudah terbiasa dengan Facebook. Kenapa? Karena sekarang perangkat ponsel yang mendukung Facebook juga sudah semakin banyak, bahkan ada yang paketnya cuma Rp 199 ribu.

Selain itu, tak bisa diabaikan adalah bantuan dari media, termasuk VIVAnews yang mepublikasikan sejak awal-awal grup ini berdiri. Sekitar Jumat pagi beberapa media juga sudah memberitakan grup kami, sejak itulah jumlah anggotanya mulai mengalami kenaikan yang cepat. Artinya ada sebuah kebersamaan dalam media, yang membuat dukungan bisa naik luar biasa.

Yang kedua, momentumnya juga tepat. Saat itu saya mendapat informasi penahanan pertama kali, saya langsung berkata bahwa ini momennya. Saya langsung membuat grup ini. Yang ketiga, soal pemilihan judul. Dalam bahasa komunikasi media, judul itu harus provokatif, mudah diingat, dan dibuat sedikit agak bombastis sedikit. Saya buat: Gerakan 1.000.000 Facebookers... Padahal saat itu saya juga tidak tahu, sampai kapan angka satu juta itu bisa tercapai? Sebab, dalam benak saya, saya hanya punya jaringan teman sebanyak 500 orang.

Bagaimana Anda merawat grup ini sehingga bisa semakin besar?
Jadi merawat grup seperti itu harus memerlukan kemampuan komunikasi. Seorang moderator harus paham situasi. Sebelum mencapai satu juta, banyak yang sangsi dan berkata: ah paling grup ini cuma hangat-hangat tahi ayam. Tapi, saya bilang kepada mereka, ini tugas kita untuk sama-sama menjaga dan merawat grup ini.

Saya harus sabar melayani banyak ajakan untuk chatting. Dalam satu waktu, saya harus melayani 20 ajakan chatting yang antri, satu per satu. Sekarang saya harus menyediakan lebih banyak waktu untuk menjaga grup ini. Pada akhir pekan saya bisa meluangkan waktu sekitar 7-8 jam dalam sehari.

Saya bilang, apapun bisa kita lakukan asal kita jaga.Saya tidak pernah merespon komentar-komentar yang tidak baik dengan jawaban yang bermusuhan. Saya juga selalu meminta tolong kepada mereka untuk memperkenalkan kelompok ini kepada tetangga-tetangga dan  kerabat mereka.

Kenapa tidak mencoba untuk mencari moderator lain untuk membantu?
Saya pernah meminta bantuan orang lain, tapi setiap orang kan kadang memiliki visi dan pandangan yang berbeda. Perlu menyamakan persepsi dulu dan bertemu tatap muka sebelum bekerja bersama-sama. Karena belum sempat melakukannya, jadi untuk sementara saya pikir saya sendiri masih bisa melakukannya, ke depan mungkin bisa saja.

Dari mana saja biasanya Anda mengakses FB untuk melakukan moderasi?
Kebanyakan saya melakukannya di depan komputer. Tapi kadang juga moderasi pakai ponsel karena sudah banyak program-program kecil seperti opera mini yang memungkinkan kita tetap terhubung dengan Facebook.

Apa saja tantangan yang dihadapi saat memoderasi grup ini?
Kadang memang ada saja hambatan yang dijumpai. Untuk mencapai tujuan bersama, kadang ada juga tujuan-tujuan yang hendak mengurangi kredibilitas kelompok ini. Misalnya saja ada yang mengirimkan gambar porno, atau mengirimkan iklan. Oleh karenanya kolom gambar beberapa kali sempat saya tutup.

Pernah mendapat ancaman dari orang yang tak suka dengan grup ini?
Belum pernah. Hanya saja kadang ada pihak-pihak yang tidak memberikan identitas yang jelas, seolah-olah mengait-ngaitkan grup ini sebagai salah satu upaya menggembosi parpolnya. Padahal, saya pikir tidak benar. Ini murni ekspresi dari orang-orang sebagai saluran alternatif baru yang muncul. Bahkan, saya jamin, tidak ada satupun saluran dari partai manapun bisa berhasil tanpa dibantu dengan teknologi semacam ini.

Saya pernah ditelpon oleh keluarga Pak Bibit dan Chandra, dan diingatkan agar saya hati-hati, karena mungkin berhadapan dengan orang-orang yang sedang memegang kekuasaan. Tapi saya beranggapan bahwa kita tidak menyerang personal orang, tapi kita memperjuangkan pada proses penegakkan hukum pada agar berada pada track yang benar.

Ada teman lain yang menyarankan agar saya tidak terlalu transparan dengan menampilkan data-data pribadinya saya, keluarga saya, anak-anak saya, alamat saya nomor telepon, dan sebagainya, tapi saya justru ingin mengajarkan agar kita tidak lempar batu sembunyi tangan. Semula memang saya tutup. Tapi begitu semakin banyak anggota grup ini, justru saya buka habis-habisan.

Kalau seandainya ternyata di tengah jalan saya yang ditangkap oleh polisi ya kita harus pasrahkan. Orang khilaf kan bisa terjadi. Tapi, itu pun saya punya keyakinan, feeling saya bahwa apa yang kita perjuangkan selama ini betul.

Apa yang Anda rasakan setelah perjuangan Anda bisa dibilang berhasil?
Saya katakan, bahwa inilah Facebook yang dulu sempat mengundang kontroversi, dipermasalahkan halal-haramnya. Saya katakan, apapun itu, ketika kita manfaatkan dengan niat yang bagus, dia akan menjadi sangat bermanfaat.

Bahkan sesuatu yang halal, kalau terlalu berlebihan dia akan jatuh menjadi haram. Misalnya makanan yang halal, kalau dia kita makan terlalu banyak sampai muntah-muntah, dia bisa menjadi haram hukumnya.

Saya juga sering memanfaatkan Facebook untuk keperluan perkuliahan. Bahan-bahan kuliah kadang saya kirimkan lewat Facebook selain melalui blog saya. Tak hanya itu, melalui Facebook saya juga bisa menyambung silaturahmi dengan teman-teman yang sudah terpisah sejak puluhan tahun. Ini kan menjadi hal yang sangat berfaedah.

Di Facebook saya bisa bertemu dengan teman-teman saya yang sekarang tinggal di Australia, Hongkong, Jerman, Polandia, ada juga yang di Jepang. Walaupun tak ketemu fisik. tapi kita tahu keadaan mereka sekarang dengan biaya yang murah.

Selain itu, melalui Facebook juga, kita bisa menyalurkan aspirasi politik kita. Ini merupakan kemunculan fenomena baru dari aksi bersama, collective action, yang bisa menciptakan gelombang kekuatan yang bahkan bisa menggetarkan istana. Kasarnya, saya bisa katakan bahwa dengan Facebook, kita bisa menggetarkan istana melalui perangkat di genggaman tangan.

Sekarang, walaupun saya yang tampil di radio, TV, namun, ada kebanggaan bahwa saya hanyalah bagian dari satu juta gerakan ini. Saya cuma menjadi representasi dari sejuta pengguna Facebook yang tergabung dalam grup ini. Ini adalah kasus saya yang paling fenomenal.

Setelah ini, grup FB ini mau dibawa ke mana?
Grup Facebook ini adalah sasaran antara. Kami sudah berdiskusi bahwa ke depan gerakan ini harus dikongkritkan ke dalam sebuah gerakan real, gerakan bersama untuk memantau dan memberantas kasus-kasus korupsi lainnya.

Sebab, sebenarnya dana yang beredar di pusat itu hanya 40 persen dari seluruh anggaran. Yang 60 persennya ada di daerah. Sudah ada beberapa anggota grup ini yang kemudian melaporkan kasus-kasus lain yang sebenarnya juga perlu ditindaklanjuti.

Untuk langkah awal, kita juga akan menyoroti kasus yang sudah ada di depan mata kita, yakni kasus Bank Century. Kita ingin tahu bagaimana uang Rp 6,7 miliar itu digunakan. Apakah uang itu sudah dimanfaatkan dengan benar. Rencananya Selasa depan (hari ini, 10 November 2009) saya juga akan berkoordinasi dengan Pak Teten Masduki dan teman-teman lainnya untuk bersinergi agar kelompok ini bisa memberikan manfaat yang lebih berarti.

Ikuti Perintah Prabowo, TKN Pastikan Aksi Damai Relawan di MK Batal
Isa Bajaj

Miris! Anak Isa Bajaj Diduga Alami Kekerasan hingga Berdarah saat Bermain di Alun-alun Magetan

Dalam unggahannya, sang pelawak atau komedian Isa Bajaj pun hingga menanyakan tentang keberadaan CCTV di area lapangan basket yang ada di sekitar Alun-Alun Magetan Jateng

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024