Sistem Kuota Rotan Ekspor Tidak Efektif

VIVAnews - Industri furniture rotan masih saja terkendala keterbatasan bahan baku. Kekurangan pasokan bahan baku di dalam negeri karena ilegal logging dan perdagangan ilegal, serta ekspor bahan baku rotan yang dibarengi dengan penyelundupan.

Polemik bahan baku rotan telah mengemuka sejak kabinet sebelumnya. Perajin rotan berteriak soal langkanya bahan baku. Sebaliknya, petani rotan mengeluhkan tidak terserapnya rotan alam oleh industri dalam negeri.

Permendag No. 36 tahun 2009 yang mengatur ketentuan ekspor rotan, di mana di dalamnya mensyaratkan kuota wajib pasok sebesar 30 persen ke industri dalam negeri untuk melakukan ekspor.

"Saya harus pikirkan kedua-duanya (petani rotan dan perajin rotan), sehingga akan dihitung masing-masing angka kebutuhan berapa," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai Pembukaan Pameran Furniture Kayu dan Rotan di Plaza Departemen Perindustrian, Jakarta, Selasa, 10 November 2009.

Dengan masih banyaknya komplain tersebut, menurut dia, sistem kuota masih belum efektif dijalankan. Dengan demikian revisi Permendag Ekspor Rotan perlu dilakukan.

Hidayat mengaku akan membicarakan persoalan ini dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. "Kebijakan ekspor soal ini tidak masuk ke program 100 hari Departemen Perindustrian, tapi Departemen Perdagangan. Saya akan bicarakan dengan Menteri Perdagangan," katanya.

Berdasarkan catatan Departemen Perindustrian, industri mebel Indonesia penting di mata internasional karena memasok kebutuhan dunia. Namun, prospeknya di dalam negeri masih fluktuatif. Hal itu dikarenakan kontinuitas bahan baku, keterbatasan modal, dan terbatasnya pemasaran.

Volume produksi furniture kayu pada 2007 mencapai 1,47 juta ton. Namun pada 2008 turun menjadi 1,2 juta ton. Sedangkan untuk produk rotan olahan pada 2007 mencapai 373 ribu ton, dan menurun pada 2008 menjadi 304 ribu ton.

Selain mengalami penurunan dari sisi produksi, ekspor kayu dan rotan olahan juga melambat. Ekspor pada 2007 sempat mencapai 1,16 juta ton dengan nilai US$ 1,9 miliar. Namun, setahun setelahnya melorot menjadi 989 ribu ton senilai US$ 1,78 miliar.

Hidayat menjelaskan, untuk mendorong industri mebel, pemerintah akan menggalakkan promosi melalui pameran di dalam dan luar negeri. Sementara untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku, telah dibangun Pusat Pengolahan Industri Rotan Terpadu di tiga provinsi dan satu terminal kayu di Kendal.

hadi.suprapto@vivanews.com

PKB Loyo Mau Gulirkan Hak Angket: Prabowo Sudah Keliling Partai
Deretan mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta Pusat.

Daftar Harga Pajero Sport Bekas dan Pajak Tahunannya

Bagi Anda yang ingin merasakan ketangguhan dan kemewahan Pajero Sport generasi ketiga tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam, pasar mobil bekas menawarkan pilihan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024