Sidang Lima Eksekutor Nasrudin

Takut Babak Belur, Jerry Turuti Penyidik

VIVAnews - Jerry Hermawan Lo merasa terperangkap dalam kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Hidupnya hancur sejak ia ditetapkan menjadi salah satu tersangka dalam kasus ini.

"Saya stres, saya mencoba keluar tapi tak bisa," kata Jerry dalam kesaksiannya atas terdakwa Edo di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin, 9 November 2009. 

Menurutnya, keterlibatannya bermula saat ia mendapat telepon dari Williardi Wizar, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini, pada 30 Januari 2009. Williardi meminta kontak Edo. Kebetulan pada 2006, Jerry pernah memperkenalkan Williardi kepada Edo.

Pada 2 Februari, kata Jerry, bersama Williardi, ia menemui Edo di kawasan Ancol. Williardi menyerahkan sebuah amplop coklat berisi foto Nasrudin. "Ini orang berbahaya, ada tugas khusus untuk meneror dan menakut-nakuti orang ini," kata Jerry menirukan kalimat Williardi kala itu.

Kesaksian itu sekaligus membantah keterangan Williardi yang menyatakan baru mengenal Edo pada awal Januari. Dalam kesaksiannya Williardi juga mengatakan tak ikut dalam pertemuan di Ancol.

Dalam pertemuan di Ancol itu, kata Jerry, Williardi juga meminta dukungannya. Sebab jika misi tersebut berhasil akan menjadi prestasi bagi Williardi di kepolisian. Namun, setelah mengetahui tugas itu begitu rahasia, Jerry mengaku berusaha keluar dan tak terlibat, hingga akhirnya ia ditangkap aparat usai pembunuhan terjadi.

Setelah ditangkap ia dibawa ke sebuah hotel dan bertemu dengan Edo. Ia ketakutan saat melihat kondisi Edo babak belur. "Melihat Edo saya jadi takut, jadi saya ikut kata-kata penyidik," ujarnya. Itulah mengapa, kata Jerry, ada kata-kata 'menghabisi' Nasrudin dalam Berita Acara Pemeriksaan miliknya. "Padahal kata-kata yang sebenarnya hanya meneror dan menakut-nakuti."

Sebanyak lima eksekutor terlibat dalam pembunuhan ini. Mereka adalah Edo, Daniel, Fransiskus, Hendrikus dan Hery Santosa. Edo berperan sebagai pemberi order, Hendrikus sebagai penerima order, Fransiskus sebagai pemantau keadaan saat penembakan serta observasi kegiatan korban, Daniel sebagai penembak, dan Hery sebagai pengendara sepeda motor penembak.

Kasus pembunuhan ini juga menyeret sejumlah nama pejabat seperti Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Antasari Azhar, mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizar, serta dua pengusaha papan atas yaitu Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan.

Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2009. Ia tewas 22 jam kemudian dengan dua peluru bersarang di kepalanya.

Laporan: Rukhyat Soheh| Tangerang

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen
Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024