Wawancara Wakil Ketua Demokrat Ahmad Mubarok

"Kampanye Negatif Populerkan Yudhoyono"

Lembaga Survei Indonesia mengumumkan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkat. Bahkan mengungguli para kandidat presiden dari partai politik lainnya. Mengapa demikian. Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Ahmad Mubarok.

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

Apa pendapat tentang penelitian Lembaga Survei Indonesia

Hasil survei itu konsisten dari awal tahun sampai akhir tahun, Demokrat itu selalu ikut Pak Yudhoyono (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Kalau rating Pak Yudhoyono naik, partai ikut naik. Kalau turun, ikut turun. Tapi dari dulu belum pernah perolehan angkanya di bawah pemilihan 2004. Beda dengan Golkar yang tidak pernah dapat angkat di atas pemilihan 2004.

Fenomenal, 8 Fakta Menarik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Mengapa demikian?

Karena Pak Yudhoyono dibantu adanya kampanye negatif (black campaign) lawan. Kampanye semacam itu justru produktif untuk pencitraan. Karena, kan, orang sudah bosan  mendengar ada partai menjelek-jelekkan pemerintah. Justri malah timbulkan simpati. Dan program Bantuan Langsung Tunai itu justru pengaruhnya  besar.

Coba-coba Bikin Mobil Listrik, Xiaomi Dibuat Kaget

Apa catatan pimpinan pusat  partai tentang Presiden Yudhoyono yang harus diperbaiki

Terutama menyangkut kepada masyarakat bawah. Soal pupuk umpamanya. Itu problem langsung bagi petani. Terus terang kita belum bisa optimal di situ. Makanya pemilih Pak Yudhoyono itu kalangan menengah. Problemnya kemampuan pemerintah terbatas, tapi kebutuhan masyarakat besar. Soal gas dan minyak tanah juga . Masyarakat tahu bahwa tidak ada bantuan dari pemerintah. Itu yang harus diperbaiki.

Bagaimana caranya memperbaiki

Jelas kontrol kepada aparat diperketat. Kita terus meningkatkan laporan dari bawah atas problem-problem itu. Misalnya soal Bantuan Langsung Tunai. Sebagian bupati-bupati dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengklaim kebijakan itu dari partainya.

Selain itu, apa yang ditempuh Demokrat untuk perbaikan

Ada yang kita lagi otak-atik. Buku sekolah umpamanya. Kan sekarang Departemen Pendidikan Nasional pakai program buku murah. Tapi ternyata itu belum betul-betul murah. Demokrat sedang mengkaji soal itu. Kalau buku itu diberikan gratis, sebenarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah jutru lebih murah. Jadi nanti anggaran 20 persen itu akan nyata betul.

Butuh berapa lama untuk memperbaikinya

Itu pasti bukan kerjaan setahun dua tahun. Pasti 2009 selesai bukan. Tapi kalau kita punya kemauan, orang merasa diperhatikan. Tenteram. Kalau untuk selesaikan semuanya, negeri ini butuh 50 tahun. Tapi, arah bangsa Indonesia sekarang sudah benar. Tapi menyiapkan aparat dengan paragidma baru yang belum mentalnya masih lama. Korupsi orang sudah tidak berani, udah gak kayak dulu.  Tapi juga masih belum optimal. Masih ada korupsi. Tapi, ya, tidak seperti yang sudah-sudah.

Mengapa popularitas Presiden Yudhoyono naik turun

Naik turun berkaitan dengan berbagai isu. Misalnya naik, itu terkait ketegasan soal hukum. Pada umumnya problem ekonomi  yang bikin turun.

Mengapa jumlah pemilih rakyat kecil umumnya memilih bekas Presiden Megawati

Betul. Tamatan Sekolah Dasar kebanyakan memilih bu Mega. Karena mereka tidak melihat apa-apa. Yang dilihat apa yang dirasakannya. Tapi orang yang terpelajar kalau kita sedang susah dan sedang menuju ke yang lebih baik. Kelompok ini yang mendukung Pak Yudhoyono.

Mengapa demikian. Demokrat melihat yang mengesankan dari bekas Presiden Megawati?

Tidak ada. Sama saja tidak ada prestasinya. Malah  Indosat dijual. Orang yang berpendidikan tahu itu. Tapi orang awam tidak tahu.
Bagaimana Demokrat mengambil pemilih rakyat kecil. Padahal mayoritas pemilih itu mereka?

Caranya memberi perhatian kepada ekonomi yang menyangkut langsung rakyat kecil. Minyak tanah, pupuk, misalnya. Kemudian program kredit usaha. Itu, kan, sebenarnya iklannya sudah bagus, tapi ke bawah banyak yang belum tahu.

Menurut survei, jumlah swing voter 34 persen, bagaimana Demokrat mengambil itu

Itu tidak bisa dihindari. Karena partai politik, kan, masih dianggap memuakkan. Sekarang dibutuhkan ketokohan. Seperti Obama (Presiden Amerika Serikat). Kan dia (Obama) berhasil naikan partisipan pemilih. Bahkan tertinggi. Di Indonesia dalam waktu pendek belum. Kecuali nanti kalau ada isu yang bisa dongkrak dalam waktu dadakan.

Watak pemilih kita itu bosan kepada yang lama. Tapi ketika ada yang baru dan juga tidak menarik, maka rindu kepada yang lama.

Bagaimana memaksimalkan strategi menarik swing voter

Kontrol. Kita sudah mengirim laporan daerah tentang beberapa penyimpangan. Mudah-mudahan 2009, rakyat sudah bisa melihat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya