VIVAnews-- Pada 8 November 1990, Mary Robinson menjadi perempuan pertama yang memimpin Irlandia. Robinson memenangkan 40 persen suara pada pemilihan umum putaran pertama berdasarkan perhitungan tidak resmi saat itu.
Laman stasiun BBC mengungkapkan bahwa sistem proporsional yang dianut Irlandia membuat hasil pemungutan suara tidak langsung diumumkan hingga esok harinya. Tetapi, performa Robinson pada putaran pertama tidak memungkinkan kandidat lain untuk menang.
Seorang sumber dari kubu pesaingnya, Mantan Deputi Perdana Menteri Brian Lenihan langsung memberi selamat kepada Mary. Itulah pertama kalinya dalam 70 tahun seorang calon presiden yang berasal dari partai Lenihan dikalahkan.
Mary Robinson adalah seorang pengacara asal Dublin dipuja oleh kelompok radikal Irlandia.
Sebagai pengacara humanis dan hak azasi manusia, dia berkampanye untuk kebebasan Undang-Undang Pelarangan Perceraian dan Aborsi selama lebih dari 20 tahun.
Robinson tidak hanya mendapat dukungan dari warga negara wanita tetapi juga menarik simpati pemilih tradisional di pedesaan.
Ibu tiga orang anak ini sebelumnya merupakan anggota Senat Irlandia selama lebih dari 20 tahun. Dua kali Mary tidak berhasil masuk sebagai anggota parlemen sebagai calon dari Partai Buruh.
Tetapi lima tahun kemudian, Robinson mengundurkan diri dari Partai Buruh setelah perjanjian Anglo-Irlandia. Dia menilai Serikat dari Irlandia Utara tidak diajak berkonsultasi lebih dulu.
Mary Robinson membantu transformasi dan peran Presiden Irlandia dari sebuah posisi seremonial menjadi posisi yang berpengaruh. Dia mengundurkan diri beberapa bulan sebelum masa jabatannya berakhir pada 1997 dan menjadi Komisi Perserikatan Bangsa Bangsa pada Hak Azasi Manusia.
Gayanya yang terus terang dan tanpa kompromi mengkritisi pelaksanaan Hak Azasi Manusia di sejumlah negara menerbitkan kemarahan di beberapa pemerintahan di seluruh dunia.
Robinson menjaga jarak dengan Amerika Serikat setelah kritikannya terhadap hukuman di Teluk Guantanamo Kuba bagi para tersangka Al Qaeda. Maret 2002, Robinson mengumumkan tidak akan mencalonkan dirinya kembali untuk masa jabatan yang kedua.
Jaksa KPK Panggil Febri Diansyah dkk ke Sidang SYL, Ini Alasannya
Jaksa KPK akan memanggil Febri Diansyah dkk dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan terdakwa mantan Mentan SYL.
