Skandal Mantan Presiden Prancis

Chirac Siap Diadili atas Kasus Korupsi

VIVAnews - Mantan presiden Prancis, Jacques Chirac, mengaku siap membela diri bila dia disidang di pengadilan atas tuduhan terlibat skandal korupsi. Dia merasa tetap tidak bersalah.

"Saya akan tenang dan membulatkan tekad sehingga kebenaran bisa terungkap," kata Chirac kepada stasiun radio Europe-1, Rabu 4 November 2009. Dia menerima keputusan hakim penyidik, Xavier Simeoni, meski akan melawan tuduhan tersebut. "Satu-satunya hal yang benar adalah keadilan," lanjut Chirac.

Pengadilan di Paris Jumat pekan lalu menyatakan bahwa mantan presiden berusia 76 tahun itu akan diadili terkait tuduhan skandal korupsi saat dia menjabat sebagai walikota Paris. Keputusan hakim Simeoni itu mengejutkan rakyat Prancis.

Jaksa Jean-Claude Marin sebelumnya sempat menyatakan bahwa Chirac tidak terlibat dalam kasus apapun dan akan naik banding atas keputusan itu. Namun, Marin berubah sikap dan mengatakan tidak akan mengajukan banding, Rabu 4 November 2009.

Chirac akan dikenai dakwaan penggelapan uang dan penyalahgunaan kewenangan. Kasus ini akan menjadi kali pertama dimana seorang mantan pemimpin Prancis modern terpaksa membela diri sendiri dalam sidang.

Jika terbukti bersalah, mantan pemimpin konservatif ini terancam hukuman 10 tahun penjara, denda 150.000 euro (US$221.800), serta didiskualifikasi dari jabatan di pemerintahan selama 10 tahun. Namun pengamat menilai vonis penjara kemungkinan tidak akan dijatuhkan.

Dugaan korupsi dan nepotisme sebagian besar diduga dilakukan saat dia menjabat sebagai walikota Paris dari 1977-1995. Chirac menjabat sebagai presiden Prancis dari 1995 hingga 16 Mei 2007.

Kasus yang diselidiki hakim Simeoni berkaitan dengan 35 kontrak kerja yang diduga dihadiahkan oleh pemerintah kota Paris saat Chirac menjabat sebagai walikota kepada sejumlah teman dan rekan politik Chirac. Simeoni menyimpulkan, ada 21 dari 35 kontrak tersebut merupakan jabatan palsu.

Selama bertahun-tahun, hakim gagal mengejar Chirac terkait berbagai skandal korupsi. Chirac menggunakan kekebalan kepresidenannya. Beberapa bulan setelah Chirac tidak lagi menjadi presiden pada 2007, Simeoni mengajukan dakwaan awal mengenai penggelapan uang terhadap Chirac.

Hakim juga memerintahkan sembilan orang lainnya untuk diadili, termasuk Michel Roussin, staf kepala balaikota dan Jean de Gaulle, cucu mantan presiden Charles de Gaulle karena dianggap terlibat dalam kasus jabatan palsu tersebut. Rekan Chirac yang lain, Perdana Menteri Dominique de Villepin, juga terlibat kasus hukum berbeda.

Villepin diadili terkait dakwaan bahwa dia merekayasa kampanye negatif terhadap pengganti Chirac, Nicolas Sarkozy. Villepin menyangkal dakwaan tersebut. Penduduk Prancis mencemaskan kasus ini dan juga kasus lain yang melibatkan polikus terkemuka Prancis akan mempengaruhi reputasi Prancis di mata internasional. (AP)

Ternyata SYL Pakai Uang Peras Pejabat Kementan untuk Renovasi Rumah dan Perawatan Keluarga
Pendeta, Eastwood Anaba

Pendeta Ini Ajak Jemaatnya Untuk Masuk ke Masjid dan Ungkap Hal Tak Terduga Ini

Tidak hanya itu saja, sang pendeta juga sempat membandingkan adab seorang muslim ketika memasuki masjid dengan orang kristen ketika mendatangi gereja.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024