BNPB Terapkan Sisinfo Bencana Open Source

VIVAnews - Akhirnya pemerintah Indonesia mengadopsi sistem manajemen bencana berbasis teknologi open source, yakni Sahana.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) rencananya akan secara resmi menggunakan Sahana sebagai sistem informasi menanggulangi bencana di tanah air.

Sebelumnya, sistem manajemen bencana ini telah dimanfaatkan oleh berbagai institusi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau bahkan perorangan, untuk membantu penanganan bencana termasuk gempa di Padang baru-baru ini.

Sahana adalah sistem informasi terintegrasi yang dibuat untuk menghadapi berbagai bencana. Sistem ini memungkinkan pemerintah untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti LSM, organisasi sosial, maupun para sukarelawan untuk melaksanakan langkah-langkah yang terpadu.

Sahana memungkinkan pemetaan bencana, pendataan korban, inventarisasi kebutuhan di lapangan, katalog bantuan, serta koordinasi aksi, dapat dilakukan seketika melalui web.

Sistem ini dikembangkan pertama kali oleh para praktisi TI (universitas maupun perusahaan) dari Srilanka untuk mengatasi musibah tsunami besar yang terjadi pada 26 Desember 2004. Nama Sahana sendiri berasal dari Srilanka, yang berarti 'menolong' atau 'meringankan' (dari musibah yang terjadi).

Kemudian, sistem ini juga dimanfaatkan oleh berbagai organisasi pada berbagai bencana di sejumlah negara. Antara lain pada gempa bumi di Pakistan 2005, bencana tanah longsor di Selatan Leyte Filipina, gempa bumi Yogyakarta 2006, gempa Chengdu-Shizuan China 2008, serta gempa Padang beberapa waktu lalu.

Sistem manajemen bencana Sahana

Pentingnya Mencintai Diri: Melawan Depresi dan Maraknya Percobaan Bunuh Diri

Sahana sendiri telah mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk penghargaan Social Benefit Award dari Free Software Foundation, pada 2006. Saat itu, Sahana mengalahkan beberapa proyek besar, seperti proyek One Laptop Per Child, Project Gutenberg, maupun ensiklopedi online Wikipedia.

Saat gempa Padang, beberapa institusi dan organisasi seperti Universitas Andalas, Yayasan Air Putih, Combine, Institut Teknologi Bandung, serta Onno W Purbo juga mengembangkannya secara terpisah.

Menurut pakar TI Onno W Purbo, berbagai sistem yang dikembangkan oleh masing-masing pihak di atas bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. "Karena berbasis open source, sistem-sistem ini bisa dilakukan sinkronisasi, untuk saling bersinergi," kata Onno.

Bahkan tak hanya melakukan sinkronisasi untuk mengatasi bencana dalam skala lokal, Sahana juga mampu melakukan sinkronisasi sistem dalam skala antarnegara. Dalam waktu dekat, Onno sendiri mengaku berencana untuk melakukan sinkronisasi dengan sistem Sahana yang telah dikembangkan di Filipina.

Sementara itu Onno juga mengaku sempat dihubungi oleh beberapa orang dari IBM Indonesia yang ditugaskan BNPB untuk menyiapkan Sahana sebagai sistem manajemen informasi bencana tingkat nasional.

Dari informasi yang VIVAnews dapatkan, sistem ini telah mendapat lampu hijau dari Kepala BNPB Syamsul Ma'arif pekan lalu, dan bakal segera diumumkan kepada publik, minggu depan.

Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa
VIVA Militer: Bendera Israel

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Kementerian Luar Negeri Australia memperingatkan bahwa situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024