Survei ING

2009, Investasi Saham Masih Menarik

VIVAnews - Investor domestik masih menilai investasi di pasar saham dan properti berpotensi membaik hingga akhir 2009. Namun, inflasi dan resesi masih menjadi kekhawatiran investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Hal itu tercermin dalam survei triwulanan yang dilakukan ING Investor Dashboard pada 13 pasar Asia Pasifik yakni Hong Kong, China, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

Dari hasil survei 67 persen investor terhadap pasar saham lokal, pasar Indonesia menunjukkan kinerja positif.

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini

"Selama 2009, kinerja pasar saham Indonesia menjadi salah satu yang terbaik dan bisa bertahan hingga tahun depan," kata Kepala Riset dan Ekonom ING Wholesale Banking Asia Tim Condon pada telekonferensi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 15 Oktober 2009.

Survei menunjukkan adanya pandangan investor terhadap perbaikan pasar saham lokal dan pasar properti nasional. Sebanyak 67 persen investor menilai pasar saham Indonesia akan tetap berada pada posisi stabil. Bahkan, sebanyak 7,5 persen investor mengharapkan adanya kenaikan.

Pada triwulan III-2009, investor juga merespons tren positif pasar dengan melakukan pendekatan agresif dibanding triwulan sebelumnya.

"Investor mempertimbangkan menanam modal lebih awal untuk antisipasi peningkatan tajam pasar di masa mendatang," kata Tim.

Seiring dengan pemulihan ekonomi, investor banyak berinvestasi di sektor ekuitas terutama layanan keuangan, komoditas, dan teknologi.

Doa Ibunda untuk Ernando Ari dan Indonesia U-23

Pemulihan ekonomi yang dilihat investor, Tim melanjutkan, di antaranya terkait membaiknya ekonomi global, dukungan konsumsi swasta serta rencana pemerintah Indonesia mempercepat investasi dalam bidang infrastruktur termasuk rencana pembangunan pembangkit listrik. 

"Investor melakukan pendekatan wait and see menyusul terpilihnya kembali SBY. Pemerintahan baru diharapkan menjamin kestabilan ekonomi makro untuk menarik investasi," ujarnya.

Sebanyak 93 persen investor menyatakan akan melihat situasi (wait and see) untuk melakukan investasi, sedangkan 36 persen menunggu hingga kabinet baru terbentuk untuk meninjau investasi mereka. 

Meskipun ada optimisme pasar, tekanan inflasi dan deflasi tahun depan juga menjadi kekhawatiran. Menurut Tim, 19 persen investor di Indonesia sangat mengkhawatirkan risiko inflasi, sedangkan sisanya 17 persen khawatir terhadap resesi.

Tim memprediksikan, akibat rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tahun depan, inflasi akan meningkat pada level enam persen.

"Namun, pada akhir tahun depan, inflasi kemungkinan akan berada pada level empat persen akibat naik turunnya harga komoditas," tutur Tim.

Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe

arinto.wibowo@vivanews.com

Rizky Nazar dan Syifa Hadju

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga

Aktor Rizky Nazar akhirnya angkat bicara mengklarifikasi kabar miring tentang dirinya yang diduga telah berselingkuh. Diketahui, hubungan asmara Rizky dengan Syifa Hadju.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024