Polisi Targetkan Preman Berkedok Organisasi

VIVAnews - Kepolisian terus menggelar operasi preman di seluruh Indonesia. Polisi juga menargetkan individu di dalam organisasi massa (ormas) yang kerap melakukan tindakan kekerasan di lingkungan masyarakat.

"Kita tidak ada urusan dengan ormas apapun. Kalau pribadinya melanggar atau melakukan kekerasan dan penodongan akan kita tangkap," jelas Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Komisaris Jenderal Susno Duadji di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 12 November 2008.

Dalam razia preman yang dilakukan sebelum eksekusi tiga terpidana mati kasus bom Bali, polisi telah menangkap mereka yang diduga sebagai bos preman. Maka dari itu, atas kesuksesan operasi preman ini, polisi berterimakasih kepada masyarakat yang telah berperan aktif memberikan informasi.

"Respons masyarakat luar biasa, tanpa dukungan masyarakat dan pers operasi preman tidak akan berjalan," jelas mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat ini.

Pengemudi Fortuner Arogan yang Ngaku Adik Jenderal Buang Pelat TNI Palsu di Bandung

Semua laporan dari masyarakat, lanjut dia, sudah diterima dan ditindaklanjuti kepolisian di seluruh daerah. "Yang ditangkap itu ada bosnya juga. Kita tidak lihat seragamnya, dasinya, tetapi pribadinya yang melanggar hukum," jelas Susno.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Adang Firman menambahkan, operasi preman akan terus berjalan. Polisi sudah menangkap lebih dari 3.000 orang yang diduga sebagai pemeras dan pelaku tindak kekerasan. "Yang jelas, hampir 3.000-an sudah kita tangkap, langsung kita seleksi yang bisa dibuktikan melakukan pelanggaran akan ditindaklanjuti," singkat Adang Firman.

Ibunda Angger Dimas meninggal dunia

Kabar Duka, Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia

Kabar duka itu disampaikan langsung oleh Angger Dimas dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Rabu, 17 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024