"Saya Tak Tahu Ada Nama Sony atau Tidak"
VIVAnews - Sony, penghuni kamar kos nomor 15 yang ditempati duo teroris di Ciputat, ditangkap di Padang saat menjadi relawan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang disebut membawa Sony ke Padang, membantah kirim relawan.
"Saya tidak tahu di dafta ada nama Sony atau tidak. Yang pasti, rombongan yang berangkat ke Padang itu hanya untuk survei," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Yudi Anantasena, kepada VIVAnews, Senin, 12 Oktober 2009.
Menurut Yudi, BPPT mengirim sepuluh orang untuk berangkat ke Padang. Tim yang dikirim ini bukan relawan untuk membantu mengevakuasi korban gempa.
"Rombongan yang berangkat itu kebanyakan untuk survei. Dan yang khusus dari BPPT itu hanya untuk survei pemetaan dasar laut," ujar dia.
Rombongan tim survei yang berangkat ke Padang itu memiliki tugas khusus. Tim survei BPPT bertugas memasang alat peringatan dini tsunami atau buoy di perairan Padang.
Sony, penyewa kamar kos yang ditempati dua tersangka teroris, Syaifudin Zuhri alias Ustad SJ dan M Syahrir, ditangkap di Padang, Sabtu 10 Oktober 2009 sekitar pukul 01.00 dini hari.
Sony datang ke Padang sebagai sukarelawan gempa. Menurut informasi polisi, Sony ditangkap di Wisma Takanajuo di Jalan Paus, Ulak Karang, Padang.
Lokasi penangkapan Sony di dekat kampus Universitas Bung Hatta, letak wisma berada di kawasan kos-kosan mahasiswa. Petugas resepsionis hotel yang ditemui VIVAnews, Andi membenarkan adanya penangkapan.
"Sony check in pada Kamis 8 Oktober 2009. Dia menginap di kamar nomor 12 lantai II. Di kamar yang disewa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Andi.
ismoko.widjaya@vivanews.com
MK Juga Surati KPU dan Bawaslu, Bakal Bacakan Dua Putusan
MK bakal membacakan putusan sidang perselisihan pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pilpres 2024 pada 22 April 2024 mendatang.
