VIVAnews - Juara dunia 2008, Lewis Hamilton, mendapat tantangan tanding. Tapi kali ini tantangan tersebut tak keluar dari mulut Felipe Massa ataupun Kimi Raikkonen. Melainkan dari pembalap DTM, Paul di Resta.
Di Resta baru saja keluar sebagai juara kedua DTM Championship 2008 menggunakan mesin Mercedes-Benz. Menilik prestasi Di Resta, McLaren Mercedes memberinya kesempatan menjajal mobil mereka dengan hasil memuaskan.
"Yang saya mau sekarang adalah turun di Formula 1 2009 menghadapi Lewis (Hamilton)," ujar Di Resta pada situs pribadinya.
"Saya tahu kami memang teman lama yang dulu sering bersaing di beberapa kejuaraan. Tapi beda rasanya bila bersaing satu sama lain di kompetisi sebesar Formula 1," tandas pembalap asal Skotlandia itu.
Saat ini memang belum ada tempat untuk Di Resta di McLaren-Mercedes. Dua posisi pembalap sudah lebih dulu terisi Hamilton dan rekannya Heikki Kovalainen. Namun bos Ron Dennis dikabarkan siap melakukan apapun untuk menaikkan posisi Di Resta ke tim Silver Arrows. Apalagi dalam rekam jejak Di Resta, tercatat kalau ia pernah mengalahkan pembalap Red Bull Racing, Sebastian Vettel, dalam ajang Formula 3.
"Lewis dan Vettel bisa melakukannya (berlaga di F1), kenapa saya tidak? Kalau mereka bisa, saya juga mampu," tandas Di Resta.
Bila memang Di Resta bisa meyakinkan petinggi Mclaren, maka ada kemungkinan ia akan ditempatkan di tim Force India. Kebetulan tim Silver Arrows baru saja menjalin kerjasama dengan tim asal Asia Selatan itu sebagai pemasok mesin dan KERS (kinetic engine recovery system).
Force India merupakan tim baru dalam ajang F1 dengan dua pembalapnya, Giancarlo Fisichella dan Adrian Sutil. Sayang musim 2008 lalu duo pembalap ini gagal meraih satu poin pun untuk timnya. Suatu keadaan yang bisa digunakan Dennis untuk 'menekan' Force India untuk memberi kesempatan pada Di Resta di lintasan F1.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu malam, 24 April.
