VIVAnews - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2009 di bawah prediksi 2008 yang sebesar 6,2 persen.
"Jadi bila pertumbuhan ekonomi 5 persen, itu sudah bagus. Pertumbuhan ekonomi 6 persen itu sudah terlalu tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono dalam diskusi dengan DPD di Jakarta, Senin 10 November 2009.
Sebelumnya dalam APBN 2009 pemerintah dan anggota dewan sepakat mematok angka 6,2 persen. Namun dalam APBNP, asumsi dasar tersebut diubah menjadi 6 persen.
Prediksi Bank Indonesia untuk pertumbuhan 2009 dipicu perlambatan ekonomi dunia yang diperkirakan mencapai 2,2 persen pada 2009 nanti, atau turun dari prediksi tahun ini sebesar 3,7 persen.
Ia lalu menyontohkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang diduga akan negatif atau mengalami resesi. Sementara negara besar seperti Cina juga turun di kisaran 7 persen dari sebelumnya di atas 10 persen. Pada kuartal III 2008, pertumbuhan Cina hanya mencapai 9 persen, jauh di bawah tahun sebelumnya sebesar 11,9 persen.
Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di level 6,2 persen. Angka ini lebih rendah dari angka yang dilansir pemerintah sebesar 6,4 persen. Pertumbuhan ini masih dianggap cukup rasional sebab pada kuartal I pertumbuhan mencapai 6,5 persen, kuartal II 6,4 persen, kuartal III 6,3 persen, dan diperkirkan kuartal IV akan di bawah 6 persen. "Jadi pertumbuhan ekonomi kita masih cukup tinggi," katanya.
Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi
MaxNovel bersama dengan berbagai universitas di Indonesia, termasuk LP3I, bekerja sama dalam rangka memberdayakan kemampuan para penulis muda.
