Korban Amrozi Cs

"Itu Pertama Kalinya Saya ke Diskotek"

VIVAnews - Peristiwa bom Bali memang sudah berlalu enam tahun. Namun luka, rasa sedih, juga amarah para korban masih mengangga lebar. Tumini, salah satu contohnya. Malam, 12 Oktober 2002, itu dia mengantar kawannya ke Legian. Bom meledak, dan sekujur tubuh Tumini penuh luka bakar.

Wakil Ketua DPD Mahyudin Harap Keberhasilan Timnas Indonesia U-23 Memotivasi Anak Muda Bangsa

Polisi menangkap Amrozi,Imam Samudra dan Ali Ghufron alias Mukhlas. Hakim menghukum mereka dengan hukum mati dan dibawa ke Nusakambangan. Di Bali Bali, Tumini berkali-kali keluar masuk Rumah Sakit guna menyembuhkan luka bakar itu. Dia harus melewati operasi yang berkali-kali.
 
Yang membuat lebih sakit hati perempuan asal Sumber Kima, Buleleng ini yaitu sempat dimusuhi oleh sang putri, Dewi Yuliani. Saat ledakan itu terjadi, putri tersayang masih berusia 7 tahun. Hal itu disampaikan Tumini saat ditemui di rumahnya di kawasan Tuban, Bali, akhir Oktober 2008.
 
Anaknya yang awalnya sempat diasuh neneknya di Buleleng, akhirnya dibawa pulang. Tetapi sayangnya, Yuliani tak mau lagi bertemu karena wajah Tumini dililit perban dan rusak serta menakutkan seperti monster, akibat luka bakar.
 
Karuan Tumini sempat shock. Kehadiran Yuliani di rumah diharapkan mampu menghibur luka hati dan fisiknya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Anak yang diharapkan dapat menghibur dirinya, justru berbalik memusuhi. "Setiap kali saya kasih uang, begitu diambil uangnya langsung pergi main. Anak saya nggak pernah di rumah," kenang Tumini.
 
Peristiwa ini berlangsung sampai satu tahun, akhirnya Yuliani mau menerima kehadiran ibunya dengan apa adanya. Trauma dan merasa tak tenang di rumah membuat Yuliani pun juga tak pernah mau belajar hingga mempengaruhi prestasi di sekolah.
 
"Harusnya anak saya kelas 2 SMP, tapi karena tak naik kelas dua kali sekarang masih kelas 6 SD," ungkapnya. Yuliani sendiri yang ketakutan kalau berhadapan dengan kalangan media ini mengaku sering kesal melihat para tiga pelaku bom yang membuat wajah ibunya menjadi mengerikan.
 
Tumini menjadi korban peledakan bom Legian 12 Oktober 2002 saat itu tengah berada di Paddy's Club. Dia mengantarkan temannya yang ingin mencari suasana hiburan malam. Posisinya saat itu berada di dekat Disc Jokey (DJ) dan baru lima menit tiba di tempat hiburan yang rata-rata pengunjungnya memang dari warga Australia ini. "Itu pertama kalinya saya datang ke diskotek," tuntasnya.

Laporan: wima saraswati/Bali

Istri Ungkap Kondisi Terkini Parto Patrio Usai Jalani Operasi
Ilustrasi madu

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni

Perlu digarisbawahi bahwa hanya madu murni yang berkhasiat bagi kesehatan, bukan madu yang sudah dicampurkan dengan pengawet atau pemanis

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024