Rupiah Melemah ke Level 11.200/US$

VIVAnews - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 09.00 WIB melemah di level 11.200 per dolar Amerika Serikat (US$).

Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif

Penguatan mata dolar AS terhadap seluruh mata uang regional dan pergerakan negatif bursa Wall Street menjadi sentimen negatif pada nilai tukar rupiah.

Pada penutupan sehari sebelumnya, Kamis, 6 November 2008, mata uang lokal itu ditutup pada posisi 11.050/US$.

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

Menurut salah seorang dealer valas PT Bank Century Tbk, pergerakan negatif hampir seluruh mata uang regional, terhadap dolar AS diikuti nilai tukar rupiah. "Apalagi, bursa Wall Street ditutup melemah," jelasnya kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 7 November 2008.

Dia mengatakan, transaksi jual dan beli rupiah saat ini berada di level 11.100 hingga 11.200/US$. Masih sama, saat pembukaan pagi tadi.

Momen Bersejarah, Al Quran Berbahasa Gayo Hadir Memperkuat Identitas dan Budaya Aceh

Dia memperkirakan, nilai tukar rupiah masih cenderung melemah pada hari ini karena indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi terkoreksi.

Pada perdagangan Kamis sore waktu New York atau Jumat pagi WIB, bursa Wall Street ditutup negatif. Indeks Dow Jones ditutup melemah 443,48 poin atau 4,85 persen di level 8.695,79, Standard and Poor 500 turun 47,89 poin (5,03 persen) ke posisi 904,88, dan Nasdag Composite Index ditutup menurun 72,94 poin atau 4,34 persen menjadi 1.608,7.

Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik menurun menjadi Rp 50,83 triliun dibandingkan posisi sehari sebelumnya Rp 114,43 triliun.

Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo juga mencapai Rp 57, 47 triliun, atau turun dibandingkan sehari sebelumnya di level Rp 113,14 triliun. Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat turun menjadi Rp 2 triliun dari sehari sebelumnya Rp 2,5 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya