Ketergantungan Subsidi BBM Bisa Jadi Masalah

VIVAnews - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, siapapun yang akan memimpin negeri ini akan mendapat tantangan ketergantungan subsidi bahan bakar.

"Permasalahan selalu subsidi," ujar Purnomo dalam Pidato Pembukaan Musyawarah Nasional Masyarakat Energi Baru Terbarukan (METI) di Hotel Bumi Karsa, Jakarta, Kamis 6 November 2008.

Untuk itu, perlu dikembangankan energi baru terbarukan untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar listrik. Tetapi, kata Purnomo, untuk mewujudkan itu bukan perkara mudah. Walaupun dari skala keekonomian energi baru terbarukan potensial dikembangkan.

Menurut dia, perlu ada kebijakan harga dari pemerintah yang mendukung pengembangan energi baru terbarukan ini. "Kalau harga jual listrik 10 sen dolar AS per kilowatt hours (KWh), maka pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan bisa dikembangkan," tutur dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk subsidi listrik yang sekarang sudah mencapai Rp 88,2 triliun sulit untuk diturunkan. Pasalnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih US$ 107 per barel, sementara dalam APBN-P US$ 95 per barel. "Jika BBM, mungkin harganya masih bisa turun,"imbuh dia.

Purnomo menyayangkan banyak kalangan yang menyatakan sektor energi tidak memberi kontribusi besar pada negara. "Walaupun kecil, hanya 33 persen, Rp 398 triliun penerimaan negara berasal dari sektor kami," imbuh dia.

Purnomo berharap, pada masa mendatang ada diversifikasi penerimaan negara. Sehingga negara tidak hanya bergantung pada satu sektor.

Indonesia, Singapore Discuss Labor Cooperation
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, dalam konferensi pers di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal mengakui kurangnya armada KA Feeder yang beroperasi merupakan salah satu masalah yang dimiliki oleh KA Cepat Whoosh

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024