Dwight Eisenhower Menang Pemilu AS 1952

VIVAnews - Pahlawan Amerika Serikat (AS) masa Perang Dunia Kedua, Jenderal Dwight Eisenhower, terpillih menjadi presiden negeri adidaya tersebut setelah menang telak pada pemilihan umum 5 November tahun 1952. Menurut BBC, jenderal yang akrab dipanggil "Ike" yang dijagokan Partai Republik tersebut menang telak setelah mengumpulkan dukungan langsung 31.552.768 pemilih dan 431 suara elektor (perantara) serta meraih kemenangan di 38 negara bagian.

Sedangkan pesaing Ike dari Partai Demokrat, Adlai Stevenson, hanya meraih dukungan langsung 25.409.335 pemilih, menang di 10 negara bagian, dan meraih 100 suara elektor. Hasil pemilu 1952 tersebut menunjukkan bahwa banyak negara bagian yang selama 35 tahun dikuasai Demokrat telah berpindah dukungan ke kubu Republik.     

Kesuksesan Ike tampil menjadi presiden tak lepas dari perannya sebagai Panglima Gabungan Pasukan Sekutu pada akhir Perang Dunia Kedua (1939-1945) di Eropa. Pada awal Juni 1944, Ike berhasil memimpin pasukan dari AS, Inggris, Prancis, dan Kanada untuk merebut kembali kawasan Barat Eropa dari penguasaan Jerman, yang diperintah oleh rezim Nazi pimpinan Adolf Hitler.

Saat menjadi presiden pada periode pertama, jenderal kelahiran 14 Oktober 1890 tersebut mengawasi gencatan senjata Korea Selatan dan Korea Utara yang saling berperang awal dekade 1950-an. Ike juga sukses membawa AS sebagai kekuatan yang disegani oleh Uni Soviet semasa Perang Dingin. Faktor itulah yang membawa di kembali menang pada pemilu 1955.

Ike pensiun sebagai presiden pada tahun 1961. Delapan tahun kemudian dia wafat karena sakit yang berkepanjangan di usia ke-78 tahun. Namun, bagi kalangan akademisi, tak pelak Ike dianggap sebagai salah satu presiden AS yang termahsyur.  



Syekh Abu Al Sebaa, Seorang Dermawan Penyedia Makan Gratis untuk Jemaah Umrah Meninggal Dunia
VIVA Militer: Rudal Balistik Jarak Menengah (MRBM) Kheibar Shekan militer Iran

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Argentina menuduh Iran sebagai pelaku tindakan terorisme. Tuduhan ini muncul setelah lebih dari tiga dekade serangan yang mengakibatkan korban jiwa di Buenos Aires, Argen

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024