VIVAnews - Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR sepakat menetapkan asumsi harga minyak mentah untuk tahun anggaran 2009 sebesar US$ 95 per barel. Angka ini lebih rendah dibandingkan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan nota keuangan.
Dalam nota keuangan yang dibacakan pada 15 Agustus 2008 lalu, Presiden menyampaikan asumsi harga minyak mentah dalam RAPBN 2009 sebesar US$ 100 per barel.
Ditetapkannya asumsi harga minyak US$ 95 per barel menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta sudah sangat realistis. "Kita bukan berarti optimistis harga minyak akan terus bertahan di situ, tapi memang trennya turun," ujar Paskah di Gedung DPR, Jakarta, Senin 22 September 2008 malam.
Kendati pemerintah berkeyakinan tren harga minyak akan turun, perkembangan harga di pasar dunia justru sebaliknya, Pada penutupan perdagangan Senin, harga minyak di bursa komoditas New York malah kembali melesat US$ 16 menjadi US$ 120 per barel.
Menurut Paskah pemerintah memang tidak bisa terlalu banyak memprediksi kondisi ekonomi, terutama terkait ekonomi global. "Tapi kita juga harus punya sikap untuk menentukan asumsi dalam APBN," ujarnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan pemerintah menyiapkan cadangan risiko untuk mengantisipasi naik turunnya harga minyak pada tahun 2009 nanti, yakni sebesat Rp 13 triliun. "Untuk minyak kita punya Rp 6 triliun yang bisa dipakai jadi kita masih akan bisa menahan sampai harga US$ 115 per barel," ujar Anggito.
Lifting Minyak
Untuk lifting minyak ditetapkan 960 ribu barel oer hari, naik dibandingkan tahun 2008 yan sebesar 925 ribu barel. Tambahan lifting minyak diharapkan bisa diperoleh dengan mengoptimalkan sumur-sumur tua dan potensi tambahan yang berasal dari own used sebesar 50 ribu barel per hari yang diganti dari pembelian gas Conoco Philis ke Chevron Pacific Indonesia. Sedangkan tambahan 10 ribu barel per hari direncanakan dari Conoco Philips, Chevron Makasar dan EMP Kangean.
Menurut Anggito, pemerintah dalam upaya memberikan kepastian pencapaian lifting tersebut, juga telah mencadangkan dana resiko fiskal yang totalnya sudah masuk dalam dana Rp 6 triliun.
VIVA.co.id
17 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
BYD akan meramaikan ceruk pasar komersial melalui pikap kabin ganda bertenaga listrik. Sebelumnya jenama asal China itu sudah memiliki mobil listrik penumpang, dan bus
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Branding In Seongsu Episode 19: Kisah Pilu Alasan Dendam Lomon 5 sejak Tahun Lalu
IntipSeleb
2 jam lalu
Branding In Seongsu episode 19 mengisahkan bagaimana perasaan Lomon untuk balas dendam tercipta karena alasan yang memilukan. Apa itu? Intip spoilernya di bawah.
Intip Fakta Menarik Liza Natalia, Tinggalkan Karier Sebagai Biduan demi Menjadi Instruktur Zumba
JagoDangdut
20 menit lalu
Lantas apa saja fakta menarik Liza Natalia yang kini tinggalkan profesi sebagai penyanyi dangdut dan beralih sebagai instruktur Zumba? Berikut ini ulasannya!
Selengkapnya
Isu Terkini