Eksekusi Amrozi cs

Amrozi Menyerukan Pembalasan

VIVAnews- Amrozi bin Nurhasyim lahir 5 Juli 1962 di Lamongan, Jawa Timur. Ia merupakan anak kelima dari 13 bersaudara.

Saat sekolah, Amrozi tidak terkesan sebagai pemuda serius. Ia lebih banyak menghabiskan masa mudanya dengan berpacaran atau menghabiskan waktu dengan hobinya bersepeda motor dan mengutak-atik mesin.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan Amrozi, dia mengaku mulai mengenal Imam Samudra dan Dulmatin saat berada di Johor Baru, Malaysia, tahun 1994.

Keterlibatan dalam pemboman Bali mulai terjadi tanggal 20 Agustus 2002. Ia bertemu Fatih alias Imam Samudra, Idris, Dulmatin di pom bensin Jalan Pabelan, Solo. Di sana ia mendengar rencana perang melawan Amerika Serikat.

Sepekan kemudian, pertemuan kedua digelar di Mesjid Agung Klewer, Solo. Saat itu yang hadir dirinya bersama Imam Samudra dan Dulmatin. Dalam pertemuan itu ia mendapat tugas membeli bahan kimia KCLO3, alumunium powder, belerang dan membeli mobil. 

Untuk membeli mobil, Imam Samudra memberi uang Rp 30 juta ke Amrozi. Di sini juga Imam menyatakan sudah menentukan sasaran, yaitu Konsulat Amerika yang ada di Bali. Setelah selesai pertemuan, disepakati komunikasi akan dilakukan melalui pesan singkat (SMS).

Dengan bekal uang itu, ia membeli mobil L-300 dan satu ton KCL03.  Bahan kimia itu kemudian dipak dan dikirim ke Bali secara bergelombang mlewat paket yang dikirim melalui bus di Terminal Bungurasih, Surabaya. Setelah barang terkirim, ia pun menyuruh adiknya Ali Imron membawa mobilL-300 ke Bali. Setelah mobil sampai di Bali ia pun kembali ke Tenggulun.

Serangan Balik Shin Tae-yong ke Pemain Vietnam: Dia Tidak Bisa Baca

Amrozi kini menanti ajalnya. Satu regu tembak siap melepaskan peluru yang menamatkan hidupnya. Dalam wasiat yang ditulisnya 22 Oktober 2008 lalu, Amrozi menyerukan pembalasan. Dia mengatakan, mereka yang telah menzalimi kaum muslimin, "harus dipenggal lehernya".

Lihat juga: Hari-Hari Terakhir Imam Samudra

Honda Brio dan Kijang Innova Kalah Laku dari Mobil Ini
Bambang Soesatyo

Bamsoet Ingatkan AHY soal Mafia Tanah Kerap Berkolaborasi dengan Mafia Peradilan

Bamsoet mengingatkan Menteri Agraria AHY bahwa tidak jarang dalam melakukan operasinya, para mafia tanah ini juga berkolaborasi dengan mafia peradilan.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024