Inflasi Rendah, BI Rate Harus Turun

VIVAnews - Badan Pusat Statistik memperkirakan inflasi Oktober lebih rendah dibandingkan September. Jika inflasi tiga bulan terakhir bisa ditekan, tidak ada alasan lagi bagi Bank Indonesia mempertahankan dan menaikan suku bunga acuan.

"Jadi ada ruang untuk menurunkan tingkat bunga dan itu barangkali bisa menggerakkan sektor riil bergerak leluasa," kata Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro di Kampus UI, Depok, Sabtu 1 November 2008.

Untuk tahap awal, kata Bambang, bank sentral bisa menurunkan BI rate sampai 100 basis poin (1 persen) sambil melihat kondisi perekonomian di tahun 2009 nanti.

Bambang menduga sampai Desember inflasi cukup rendah karena tekanan terhadap harga-harga kebutuhan sudah tidak ada lagi, sehingga inflasi tahunan tidak seburuk yang dibayangkan seperti saat pemerintah menaikkan harga BBM pada Mei 2008 lalu. Namun untuk sampai satu digit masih belum memungkinkan. "Yang pasti tidak sampai 13 persen, antara 11-12 persen,"  katanya. BI sendiri memprediksikan inflasi tahunan 11,5-12,5 persen.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom mengatakan, bank sentral baru akan melakukan adjusment-adjusment terkait BI rate setelah melihat perkembangan inflasi Oktober yang akan diumumkan BPS pada Senin 3 November 2008.

"Kita bisa saja mengubah posisi dari ketat ke netral dari netral ke longgar, tapi saya belum bisa memutuskan sekarang. Akan diputuskan Rapat Dewan Gubernur Selasa nanti," katanya.

Bank Indonesia, katanya tidak akan mengambil langkah-langkah yang bisa mengurangi kemampuan daya tumbuh ekonomi nasional.

Cara Sholat Hajat dan Doa Rasulullah SAW untuk Mengatasi Masalah
Nyamuk aedes aegypti.

Tenang Hadapi DBD! Menkes Pastikan RS Siap Tangani Pasien, Ini Imbauannya untuk Masyarakat

Angka kasus demam berdarah di Indonesia mengalami peningkatan. Hingga saat ini tercatat sudah ada 35 ribu lebih pasien menderita demam berdarah atau DBD

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024