Komunitas Seniman Pasar Seni Ancol

Mbah Surip Banyak Duit, Banyak Penyakit

VIVAnews - Kabar meninggalnya Mbah Surip mengejutkan komunitas pelukis di Pasar Seni Taman Impian Ancol Jakarta Utara. Mereka seperti tak percaya dan sama sekali tidak menyangka, pria yang dikenal sangat ramah ini telah pergi untuk selama-lamanya.

Puluhan pelukis di Pasar Seni Ancol ini, rencananya baru sore ini melawat Mbah Surip di kediaman Mamiek Prakosa di Kampung Makasar Jakarta Timur.

"Kami masih menunggu yang lain untuk bersama-sama melawat. Tadinya saya pikir hanya kabar burung, tapi ternyata kabar duka itu benar adanya," kata Cubung WP sahabat karib Mbah Surip kepada VIVAnews, di Pasar Seni Ancol, Selasa, 4 Agustus 2009.

Cubung mengenang, semasa hidupnya Mbah Surip adalah salah satu penghuni Pasar Seni. "Dia paling betah nongkrong di studio lukis saya. Dan di sini banyak sekali temannya. Kami sudah seperti saudara dengan Embah Surip,” kata Cubung.

Cubung WP sudah mengenal Embah Surip sejak tahun 1990 silam di Pasar Seni Ancol. Kehidupan Embah Surip sebelum tenar memang sangat sederhana dan apa adanya. “Dia (Mbah Surip) sangat menikmati kehidupan sederhana yang apa adanya. Sebelum tenar Mbah Surip enggak pernah sakit. Dan kami sangat enjoy dengan Mbah Surip yang selalu bercanda, santai, lucu dan ramah,” ujar Cubung.

Teman-teman dekat Mbah Surip, di antaranya Epy Muheryawan, 35, Imam, 32 dan Mus, 46 sangat mengkhawatirkan kesehatan Mbah Surip di saat dia mulai tenar.

Kesibukannya yang cukup padat membuat kondisi kesehatannya menurun. “Saya yakin dia stres lantaran perubahan gaya hidup dan kesibukannya. Dia memang tidak pernah mengeluh, tapi justru membuat kita tambah khawatir kalau tiba-tiba dia sakit berat, ya seperti sekarang ini, ” jelas Cubung.

Sosok Mbah Surip di mata Cubung dan teman-temannya, sebelum atau sesudah tenar, bagi mereka, Mbah Surip tetap menjadi sosok seorang sahabat yang setia dan sangat menyenangkan. “Kami ya, terutama saya sangat kehilangan. Kami seperti mimpi Mbah Surip sudah pergi,” ucap Cubung.

Di Pasar Seni, keseharian pelantun lagu “Tak Gendong” ini, tambah Cubung, selain berkumpul dengan teman-teman juga suka melukis . Lukisan yang dia buat kebanyakan jenis lukisan abstrak. “Kebanyakan lagu Mbah Surip juga diciptakan di sini (Pasar Seni), seperti lagu Tak Gendong, Bangun Tidur dan banyak lagi, ”ungkap Cubung.

Lagu Tak Gendong diilhami dari sebuah lukisan yang dibuat seorang pelukis di Pasar Seni Ancol, bernama Kang Wawan. Lukisan itu menggambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya.

“Dia tak pernah mencatat lagu yang dibuatnya. Mbah Surip hanya mengingat dan membiarkan syair lagu mengalir mengkuti irama gitarnya. Kebanyakan lagunya diciptakan di sini. Dia pernah bilang Pasar Seni bagi Mbah Surip adalah tempat yang paling inspiratif,” kata pria pemilik Studio Lukis Cubung WP ini.

Komunitas pelukis di Pasar Seni, terakhir bertemu Mbah Surip saat mereka mendekorasi Pasar Seni menyambut acara pembukaan Galerinas yang dihadiri Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, sekitar April 2009 lalu.

“Saat itu, Mbah Surip mentraktir kita, dia bawa makanan dari restoran Hoka-hoka Bento. Dia sempat menyanyi dengan kami dengan gitar kesayangannya pemberian Kang Wawan (pelukis). Sejak itu kami belum pernah ketemu lagi, ” ungkap   

Ada yang unik dari Mbah Surip. Menurut Cubung WP Mbah Surip datang ke Jakarta ternyata ingin menjadi petinju. "Waktu itu, Mbah Surip terobsesi ingin mengalahkan Elyas Pical. Tapi takdir berkata lain, Mbah Surip malah jadi seniman,” jelas Cubung.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Laporan: Arnes Ritongan|Jakarta Utara

dana asing

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024