Pemusnahan Produk Bermelamin Singgung Cina

VIVAnews - Pembatalan pemusnahan produk impor Cina yang mengandung melamin oleh Menteri Kesehatan dan Kepala Badan POM Senin 27 Oktober, kemarin, dianggap tepat oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonedia (GAPMMI) Thomas Darmawan. Sebab, pemusnahan ini dinilai bisa menyinggung pemerintah Cina.

"Kalaupun ingin dibakar, tidak perlu diekspos media," katanya di Jakarta, Selasa 28 Oktober 2008.

Menurut Thomas, sebaiknya barang- barang tersebut dikembalikan ke Cina, seperti yang dilakukan Thailand, daripada dibakar. "Lebih baik dikembalikan agar tidak saling membalas dendam," katanya.

Thomas khawatir perlakuan yang sama akan dilakukan Cina kepada produk ekspor Indonesia. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada fakta saat dulu Indonesia sempat memusnahkan permen White Rabbit yang mengandung formalin.

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

"Setelah itu, pemerintah Cina membalas dengan membuang tiga kontainer produk kopi susu Mayora yang tiba-tiba disinyalir mengandung bahan berbahaya," tambahnya.

Thomas menilai kerugian besar akan menghantui eksportir Indonesia ke Cina jika kerjasama ekonomi di antara keduanya terjadi saling tidak percaya.

Kemarin, produk impor asal Cina bermelamin yang direncanakan dimusnahkan di BPOM ternyata dibatalkan oleh Menteri Kesehatan karena alasan yang tidak dijelaskan. Makanan dan minuman yang rencananya dimusnahkan sebanyak 478 ribu bungkus, dari 15 merek, dengan volume dua truk.

LPS gelar jumpa pers di Kota Medan.(B.S.Putra/VIVA)

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kini membuka Kantor Perwakilan LPS I Medan, di Gedung Sinarmas Plaza, Kota Medan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024