Prediksi

Indeks Masih Tertekan

VIVAnews  –  Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Senin, 27 Oktober 2008, diperkirakan masih tertekan. Pergerakan indeks dibayangi kondisi bursa global dan regional yang cenderung negatif akibat krisis keuangan di Amerika Serikat.

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States

Selain itu, sentimen positif domestik belum mampu mendorong indeks untuk menguat kembali.

“Indeks masih berpotensi tertekan hingga di bawah level 1.200,” kata analis sekuritas asing David Cornelis kepada VIVAnews di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pada transaksi Jumat 24 Oktober 2008, indeks rontok ke level 1.244,86 atau melemah 92,34 poin (6,9 persen).

Menurut  David, saat ini, belum ada katalis yang mampu mendorong indeks bergerak kembali ke teritori positif. Krisis likuiditas yang dikhawatirkan menjadi krisis keuangan global diperkirakan masih memberi tekanan dan efek yang berlebihan (overshooting) bagi pelaku pasar untuk bertindak irrasional.

Kembali Lagi ke Jakarta Setelah 5 Tahun, TVXQ: Akhirnya Bertemu Kembali

“Lihat saja pada perdagangan Jumat (Kamis waktu New York), meski bursa Wall Street rata-rata naik, indeks regional justru terkoreksi,” ujar dia.

Pada transaksi Jumat waktu AS, atau Sabtu dini hari waktu Indonesia, indeks Dow Jones kembali terkoreksi 312,3 poin (3,59 persen) ke level 8.378,95.

Dia menambahkan, tren indeks saat ini melemah, sehingga pada akhir bulan ini pasar masih berfluktuasi dengan tingkat volatilitas tinggi. Kondisi tersebut menggambarkan risiko masih cukup besar di pasar.

“Bahkan, di dalam negeri belum ada sentimen dan katalis yang sanggup menahan atau membalikkan tekanan indeks,” jelas David.

David memprediksi, bila awal pekan ini data-data ekonomi domestik maupun eksternal belum memberikan hasil positif, level batas bawah (support) 1.200 dapat ditembus hingga 1.139. “Kalau pun berbalik arah menguat (rebound), batas atas (resistance) yang dapat ditembus di level 1.369,” ujarnya.

Sementara itu, analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan, indeks berpeluang tertekan karena bursa saham Asia juga melorot tajam. Indeks Hang Seng turun 8,3 persen, Kospi 10,33 persen, Nikkei 9,6 persen, dan Straits Times terkoreksi 8,73 persen, Jumat lalu. Penurunan indeks di bursa utama Asia itu menyeret IHSG ke posisi terendah sejak Juni 2006.

Menurut dia, pelaku pasar panik ketika bursa Eropa dibuka turun, Jumat. Padahal, laporan keuangan sejumlah emiten positif. “Tapi, itu tidak mampu mengurangi kecemasan investor yang terpaksa menghentikan kerugian lebih dalam (cut loss),” tegas dia.

Namun, dia mengakui, KTT Asian Europe Meeting (ASEM) dan sidang OPEC diharapkan dapat membawa sentimen positif bagi pergerakan bursa global maupun regional, termasuk indeks domestik. “Jadi, indeks diperkirakan masih bergerak melemah dengan kisaran 1.200-1.280,” jelas Ikhsan.

Rekomendasi Saham

Pemain Ini Cocok Gabung Man City, Kata Aguero

David Cornelis menyarankan investor untuk mengakumulasi saham-saham badan usaha milik negara (BUMN). “Saham-saham emiten yang mengagendakan pembelian kembali (buyback) saham juga menarik dikoleksi,” ujarnya.

Sedangkan Ikhsan Binarto menyarankan pemodal untuk mengoleksi saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Saham BNII dan APEX, kata dia, terkait penawaran tender (tender offer). Sedangkan BBCA seiring kinerja keuangan kuartal III-2008 yang akan dirilis.

VIVA Otomotif: SPKLU di rest area untuk mobil listrik

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Anggota BPJT Unsur Masyarakat, Tulus Abadi menambahkan pihaknya juga sudah menyediakan SPKLU bagi pemudik, yang berkendara menggunakan mobil listrik di sejumlah rest area

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024