Bom Beirut Tewaskan 241 Tentara Amerika

VIVAnews - Dua bom raksasa seberat 5,4 ton meledakkan markas militer AS dan Prancis di Beirut pada 23 Oktober 1983. Bom bunuh diri tersebut diangkut dengan dua buah truk ke markas Batalion 8 Marinir AS dan Resimen Infantri Parasut Prancis. Akibat dua ledakan yang terjadi selang beberapa detik tersebut, 241 tentara AS dan 58 tentara Prancis tewas.   

Pihak penyelidik menyebut pemboman tersebut sebagai ledakan non-nuklir terbesar yang pernah ada. Seluruh gedung hancur dan suara ledakan terdengar hingga ke kota Sidon yang berjarak 30 kilometer. Sampai sekarang tidak ada yang tahu pasti aktor di balik peledakan. Sejumlah pihak menuduh organisasi Jihad Islam dan milisi Amal sebagai pelakunya. Alasannya, kehadiran pasukan multinasional di Libanon tidak disukai faksi Muslim karena dianggap memihak faksi Kristen dan membantu pendudukan Israel di Libanon.

Pasca peledakan, desakan faksi Muslim agar pasukan multinasional keluar dari Libanon semakin kuat. Meski awalnya menolak, pada 7 Februari 1984, Presiden Reagan memerintahkan penarikan tentara Amerika dari Libanon. Pada bulan April, seluruh pasukan multinasional telah ditarik mundur dari Libanon.

Orangtua Anak yang Tabrakkan Mobil di Mall Jadi Konsumen Chery
Bendera Arab Saudi.

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat

Arab Saudi kemungkinan akan memiliki perwakilan kontestan Miss Universe pertamanya tahun ini. Kandidat lagi diseleksi ketat.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024