Lika Liku Agen Pemain Asing

VIVAnews - Persaingan antar agen pemain asing di Indonesia semakin kompetitif. Hal itu seiring dengan semakin banyaknya agen yang mendapat lisensi dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Untuk Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, PSSI setidaknya memberikan lisensi bagi 11 nama. Mereka mendapat kesempatan untuk menjalankan bisnis jual beli pemain setelah dinyatakan lulus ujian.

Ramalan Zodiak Kamis 25 April 2024, Libra Lajang Bertemu Seseorang Istimewa

Ini merupakan episode pertama dari beberapa tulisan bersambung VIVAnews tentang lika liku agen pemain asing ini.

Berburu Hingga ke Negeri Tango

Eddy Syahputra merupakan satu dari 11 nama tersebut. Bahkan, ia bisa dibilang jadi agen lokal tersukses.

Dalam menjalankan bisnisnya, Eddy bernaung di bawah bendera CV Ligina Sportindo. Sebagai agen pemain, Eddy tak mau setengah-setengah. Pria yang hobi sepakbola itu rela meninggalkan rumahnya selama berminggu-minggu untuk mencari pemain berkualitas, bahkan hingga melintas benua.

Selain dari kawasan Asia, Eddy saat ini sudah mampu mendatangkan pemain dari negara-negara di kawasan Amerika Latin, seperti Brasil dan Argentina. Bukan itu saja, beberapa pemain lokal juga menggunakan jasa Eddy untuk mencari klub baru. 

”Awalnya saya membawa pemain dari Afrika. Tepatnya, Liberia. Namun, setelah bermain di Liga Indonesia, mereka seperti kacang lupa akan kulitnya. Padahal, awal hidup mereka di negara asalnya tidak lebih baik dibandingkan setelah menjadi pemain,” ujar Eddy dalam perbincangan dengan VIVAnews di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Kejadian itu jadi pelajaran bagi Eddy dalam menjalankan bisnis transfer pemain. Legalitas dari PSSI menurutnya menjadi kunci agar kejadian serupa tak berulang lagi.

”Saat itu, saya yang salah karena masih ilegal. Untuk ke depannya saya harus lebih tegas dan profesional dalam menyeleksi pemain asing yang akan bermain di Indonesia.”

Kerja keras juga harus dilakoni Eddy saat mencari pemain-pemain berkualitas. Untuk mendapat pemain yang layak jual, Eddy biasanya menempuh dua cara. Pertama, dengan menyeleksi pemain yang bersangkutan di Indonesia. Untuk cara ini, Eddy mengaku dibantu oleh mantan pemain dan pengamat sepakbola, seperti Ricky Yakobi, Asmani Jambak, Vennard Hutabarat dan Reva Dedi Utama.  

Untuk lebih memudahkan proses seleksi, Eddy biasanya mendapat masukan dari pemain-pemain asing yang lebih dulu merumput di Indonesia. Mereka biasanya merekomendasikan beberapa teman dari negara asalnya, dengan melampirkan curriculum vitae (data pribadi). Staf Eddy kemudian mencocokkan data yang ada di cv itu dengan informasi yang ada di internet.

Selama menjalani seleksi, pemain-pemain ditempatkan di mess. Lamanya bisa sampai dua pekan. Selama di mess, pemain-pemain sudah menjadi tanggungan Eddy. Untuk pemain lokal, Eddy biasanya menghabiskan dana sebesar Rp60 ribu per harinya, sedangkan untuk pemain asing Rp200 ribu.

”Perbedaan itu terjadi karena pola makan pemain lokal dan asing memang berbeda,” jelas Eddy.

Selain menyeleksi pemain di Indonesia, Eddy tak jarang memilih berburu langsung ke luar negeri. Salah satu negara yang menjadi tujuan Eddy adalah Argentina.

Di Negeri Tango itu, ia biasanya mengamati beberapa pertandingan dan sesi latihan beberapa pemain. Setelah dirasa cocok, Eddy baru menghubungi pemain dan klub yang bersangkutan. Salah satu tempat perburuan favorit Eddy adalah Sekolah Sepakbola Cefar di Argentina.

Untuk perjalanan sebulan, Eddy menghabiskan dana Rp50-60 juta. ”Saya akan tetap bertahan dan terus mencari pemain potensial sampai dapat. Biasanya paling banyak 4-5.  Pemain itu lalu saya bawa ke Indonesia dengan biaya saya sendiri,” beber Eddy.

Eddy mengawali karir sebagai agen pemain sejak 2002 lalu. Namun, ia baru resmi mendapat pengakuan dari PSSI pada 2004. 

Hingga saat ini, sudah puluhan pemain yang disalurkan Eddy. Mulai dari klub-klub Divisi Utama hingga klub yang sudah tergabung di LSI 2008/2009. Untuk masing-masing pemain yang berhasil mendapatkan klub, Eddy mengenakan uang jasa sebesar 10 persen dari nilai kesepakatan kontrak. (Bersambung) 

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024
Capres Ganjar Pranowo

Ganjar soal Prabowo Bakal Rangkul Lawan Politik: Saya Lebih Baik di Luar Pemerintahan 

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan tetap berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang. Tak berminat untuk bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024