Bahas Krisis Global

Presiden Yudhoyono Kumpulkan Ekonom

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan sejumlah ekonom untuk membicarakan krisis global yang imbasnya mulai terasa di dalam negeri.

Ekonom yang hadir  di antaranya Umar Juoro dari CIDES, Fadil Hasan dari INDEF, Chatib Basri dan Hadi Soesastro dari CSIS.

Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

Para ekonom ini meminta pemerintah terus waspada terhadap dampak krisis keungan global. Situasi keuangan global yang sulit diprediksikan menjadi penyebab utama ketidakpastian penyelesaian krisis itu.

Menurut Hadi Soesastro, dampak krisis bagi Indonesia ibarat bahaya yang tetap mengintai setiap saat. Oleh karena itu, langkah yang dikeluarkan pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perppu untuk Jaring Pengaman Sistem Keuangan  dinilai tepat.
 
"Apa yang dilakukan pemerintah sudah tepat, tapi bahaya akibat krisis ini tetap mengintai. Yang lebih penting adalah pengamanan dalam sektor moneter," kata Soesastro usai bertemu Presiden di Jakarta, Jumat 17 Oktober 2008.
 
Menurutnya, krisis keuangan global yang berasal dari Amerika Serikat masih sulit diprediksikan penyelesaiannya. Pasalnya, perkembangan ekonomi dunia sampai sampai saat ini masih penuh ketidakpastian. "Masih banyak perusahaan-perusahaan besar di Eropa yang berjatuhan," jelasnya.
 
Sementara itu, usai sholat Jumat di komplek Istana Negara, Presiden SBY menyampaikan ucapan terimakasih atas kerja keras yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan para pelaku dunia usaha, serta BUMN yang terus melakukan antisipasi untuk membendung krisis global terhadap Indonesia.
 
Namun, Presiden juga mengingatkan, krisis keungan global belum berakhir. Masih perlu keras lagi agar Indonesia dapat mengurangi dampak krisis bagi perekonomian nasional. "Perekonomian nasional harus kita jaga, dan rakyat harus kita lindungi," kata Presiden.
 
Presiden juga menyampaikan terimakasih terhadap DPR yang bersama-sama dengan pemerintah menjaga dan mencari solusi terbaik. Dengan lahirnya Perppu itu, lanjut presiden, adalah solusi untuk menjaga perekonomian nasional. "Itu semua tidak bisa lahir tanpa adanya kebersamaan," terang Presiden.
 
Untuk itu, Presiden mengharapkan, dalam situasi krisis seperti ini, semua pihak dapat bekerja bersama-sama untuk kepentingan bangsa. Semua pihak agar tidak mengedepankan politik nonpartisan dan menjaga semua dalam bingkai konstitusi.

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan secara konsolidasian mencapai US$6,57 miliar di sepanjang tahun 2023. Tercatat, bahwa pendapatan BUMI berdasarkan PSAK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024