Wawancara Khusus Akbar Tandjung

Rapimnas Golkar Tak Mungkin Bahas Konvensi

VIVAnews - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengharapkan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar memfokuskan pembahasan pada strategi pemenangan Pemilu. Golkar mesti waspada dengan PDIP, Partai Demokrat dan partai-partai baru.

Menurut Akbar yang diwawancara melalui telepon, Jumat, 17 Oktober 2008, pagi, banyak survei mengatakan suara Golkar pada Pemilu 2009 nanti menurun. Selain itu pesaing-pesaing Golkar sudah belajar dari Pemilu sebelumnya dan sangat siap untuk Pemilu kali ini. Berikut wawancara khusus VIVAnews dengan Akbar Tandjung:

Nanti datang ke Rapimnas Golkar?

Saya datang. Saya sekarang dari Samarinda ke Balikpapan. Pukul satu (13.00 Waktu Indonesia Tengah) nanti, saya ke Jakarta. Saya diundang dalam rangka pembukaan, sekaligus juga dalam rangka Hari Ulang Tahun. Untuk Rapimnas saya tak bisa. Secara formal, saya tak ada dalam struktur partai, pengurus dan penasihat juga tidak.

Apa yang harus dibahas dalam Rapimnas?

Kalau bagi saya, sejalan dengan tekad Golkar menghadapi Pemilu, pemilihan anggota legislatif, seyogyanya Rapim ini difokuskan untuk menghadapi Pemilu 2009, agar partai mampu mempertahankan kemenangan partai pada 2004 lalu. Karena menurut pencermatan yang ada, menurut survei, kelihatannya Golkar mengalami penurunan Dibandingkan partai lain khususnya PDIP, ditambah lagi dengan partai-partai baru yang ikut sejak 1999, tentu makin punya pengalaman. Ditambah lagi dengan Partai Demokrat, yang kecenderungan menguat. Ditambah lagi dengan Partai Gerindra dan Hanura, yang juga dipimpin mantan-mantan tokoh -tokoh Golkar yang dulu juga ikut konvensi calon presiden. Ini semua tantangan yang serius bagi Golkar, jika Golkar ingin menang dalam Pemilu 2009.

Apakah perlu Rapimnas membahas konvensi calon presiden?

Dulu saya mengusulkan supaya Golkar mengadakan konvensi, dengan begitu sudah kelihatan calon-calon presiden, syukur-syukur bisa ditetapkan. Tetapi yang lebih penting, dengan konvensi, seluruh jajaran partai dari pusat sampai ke daerah, ke kecamatan akan bergerak dinamis. Citra partai pun Insya Allah sebagaimana dialami pada 2004. Tetapi ternyata Pak Jusuf Kalla (Ketua Umum Partai Golkar--red) menyatakan tak ada konvensi. Bahkan beliau menyatakan tak ada baiknya konvensi. Padahal sebenarnya dengan konvensi itu citra di masyarakat membaik. Hasil kemenangan ini pula yang dinikmati Pak Jusuf Kalla sekarang.

Kalau memang tidak ada konvensi, ya silakan tidak ada. Tapi jangan katakan konvensi tidak baik, seolah-olah tidak menghormati pengurus yang lama. Carilah alasan yang lain.

Kedua, sesuai dengan apa yang diucapkan Pak Jusuf Kalla, ya sudah tetapkan sajalah nanti calon presidennya setelah Pemilu legislatif. Dengan demikian, peta kekuatan politik Golkar sudah semakin bisa diketahui. Peta kekuatan politik partai lain juga diketahui.

Tadi Anda mengatakan, konvensi menyumbang kemenangan Golkar dalam Pemilu 2004, apakah itu berarti, tanpa konvensi, suara Golkar akan menurun dalam Pemilu 2009?


Saya tidak mengatakan seperti itu. Saya pikir konvensi punya andil dalam kemenangan Golkar. Sebagian besar survei, setidaknya 6 survei mengatakan demikian. Disertasi saya juga menuliskan itu.

Apakah konvensi Golkar masih terbuka untuk dibahas dalam Rapimnas?

Konvensi juga tidak mungkin, karena Pak Jusuf Kalla tidak menginginkan konvensi. Selain itu, konvensi juga tidak relevan lagi, karena butuh waktu. Untuk Konvensi 2004, kita mulai April 2003, launchingnya Juli 2003. Baru 10 bulan setelah itu, konvensi bisa digelar.

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyampaikan hasil survei.

Sentil Gugatan Paslon 01 dan 03 di MK, Qodari Soroti 2 Hal Ini

Qodari mengatakan jika Paslon 01 dan 03 serius, seharusnya mereka ajukan gugatan pencalonan Gibran ke PTUN sejak awal saat pendaftaran peserta Pilpres 2024 ditetapkan KPU

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024