Kepanikan Pasar Uang Mereda

VIVAnews - Kepanikan investor yang terjadi di pasar uang mulai mereda. Namun Bank Indonesia dan pemerintah tetap diminta waspada.

Dokter Boyke Sebut Perilaku Menyimpang Homoseksual Bisa Terjadi di Dalam Sel Tahanan

Dalam transaksi di pasar spot antarbank Jakarta, Senin kemarin rupiah ditutup di posisi 9.830 per US$, menguat dibandingkan penutupan akhir pekan lalu sebesar 9.860 per US$ setelah sempat melejit ke level 10.000 per dolar AS.

"Dengan posisi itu kita belum bisa lihat rupiah menguat. Pasar masih penuh ketidakpastian meski kepanikan sudah mereda," ungkap pengamat pasar uang Farial Anwar kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 14 Oktober 2008.

Ia menilai penguatan rupiah yang terjadi dalam satu hari belum bisa menggambarkan prospek rupiah ke depan mengingat di Amerika Serikat, sebagai pencetus krisis, masih banyak bank-bank bermasalah yang membuat krisis akan terus terjadi.

Saat ini tidak banyak bank yang berani meminjamkan uangnya karena khawatir terjadi kredit macet. Karenanya fluktuasi rupiah masih akan terus terjadi. "Tidak ada mata uang yang melemah terus, suatu saat akan berhenti, dan kemudian naik lagi," ujarnya.

Yang terjadi di pasar uang Jakarta, imbuh Farial, lebih pada tahap konsolidasi karena pemain asing sudah tidak seagresif sebelumnya. Konversi rupiah dari hasil penjualan saham ke mata uang US$ mulai terhenti setelah pasar modal mengalami kenaikan. "Kepanikan memang mereda tapi kecemasan masih terjadi," katanya.

Di Indonesia saat ini selain asing yang ramai-ramai menukarkan mata uang lokal ke US$, pemain lokal juga sudah mulai masuk lagi ke pasar uang setelah surat utang dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dianggap tidak menarik lagi.

Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Jaksa Sebut SYL Bayar Tagihan Kartu Kredit Ratusan Juta Pakai Uang Hasil Korupsi di Kementan

Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengungkapkan bahwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo alias SYL menggunakan uang haram dari Kementerian Pertanian RI untuk membay

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024