Krisis Ekonomi Global

Bangkrut, Bankir Islandia Akhirnya Melaut

VIVAnews – Setelah krisis keuangan dunia menghantam sistem perbankan Islandia, Perdana Menteri Geir Haarde memberi sebuah nasihat kepada para bankir: Pergilah melaut. “Negara kita terlalu kecil untuk bisa mempertahankan sistem perbankan sebesar itu,” kata Haarde seperti dikutip dari Bloomberg, 10 Oktober 2008.

Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante

“Kita punya sumber daya alam yang fantastis dan energi hijau yang berlimpah, dan sekarang kita akan memanfaatkannya. Lautan dan sumber daya manusia juga akan kita manfaatkan,” tandas Haarde.    

Wilayah Islandia terletak di antara Laut Greenland dan Samudra Atlantik Utara- barat laut pulau Britania Raya. Negara berbentuk pulau ini mempunyai luas wilayah 103 ribu kilometer persegi- nomor dua terbesar di Eropa setelah Inggris Raya. Luas wilayah perairan 2.750 kilometer persegi.

Danau dan glasier menutupi 14,3 persen wilayah daratan dan hanya 23 persen wilayah yang ditumbuhi tanaman, selebihnya merupakan dataran tundra. Perekonomian negara tergantung pada industri perikanan yang bisa menghasilkan pendapatan 70 persen dari ekspor ikan dan produk ikan, serta mempekerjakan 6 persen dari total tenaga kerja.

Enam tahun lalu, Icelander- sebutan bagi warga Islandia, mendapati bahwa nasib mujur dapat diraih dengan pendapatan finansial yang tinggi. Contohnya adalah Kristjan Davidsson, pria berusia 47 tahun asal desa Thingeyri di barat daya Islandia. Mengikuti jejak ayahnya, Davidsson sejak umur 16 tahun telah menjual ikan dan peralatan menangkap ikan selama dua dekade. Pekerjaan itu umum dilakukan oleh orang-orang di desanya.

Pada tahun 2001, Davidsson merasa bosan dengan pekerjaannya. Dia kemudian bergabung dengan salah satu bank di Islandia yang baru saja diprivatisasi- saat ini bernama Glitnir Bank hf. Glitnir berhasrat agar para ahli bidang perikanan seperti Davidsson membantu perusahaan mengembangkan sayap dan melakukan negosiasi dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia. Davidsson setuju.

Bank tempat Davidsson bekerja tersebut ternyata juga membiayai perusahaan-perusahaan perikanan di banyak negara, seperti Peru dan Norwegia. Davidsson pun mendadak kaya. Dia membangun kehidupan nyaman di ibukota Islandia, Reykjavik, bersama keluarganya. Mereka berlibur ke luar negeri. “Keadaan saya amat baik. Saya punya dana pensiun,” kata Davidsson seperti dikutip surat kabar The Wall Street Journal, 10 Oktober 2008.

Sementara, Reykjavik menjadi kota pusat finansial baru. Pusat belanja dipenuhi oleh butik-butik mahal yang menjual busana avant-garde. Nilai mata uang krona kuat, mencampakkan ekspor ikan sehingga defisit perdagangan mulai terasa. Pertanda buruk tersebut tidak dipedulikan oleh para Icelander.

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam

Banyak dari mereka menjadi jutawan, beberapa menjadi miliuner. Standar hidup tinggi, tetapi kemewahan dari luar bisa diimpor dengan murah. Mereka membeli mobil-mobil mahal dengan pinjaman dalam bentuk yen Jepang dan francs Swiss yang suku bunganya rendah, sehingga nilai utang membumbung tinggi.

Hidup Davidsson mengalami titik balik Selasa pekan lalu setelah pemerintah Islandia mengambil alih Glitnir menyusul semakin parahnya krisis finansial global. Esoknya, Davidsson menghadiri rapat darurat di bank yang telah memberinya hidup mewah itu. “Pesan dasar yang saya dengar adalah 'Carilah pekerjaan lain',” ungkap Davidsson. Sepertinya saya akan 'kembali ke ikan', lanjut Davidsson.

Sekarang, sistem perbankan Islandia ditahan pemerintah. Pemerintah mengambil alih tiga bank terbesar di Islandia, Kaupthing Bank hf, Landsbanki Islands hf, dan Glitnir Bank hf. Padahal sebelumnya, aset ketiga bank tersebut mencapai 100 miliar euro, sepuluh kali pendapatan kotor negara.

Jumlah deposan asing jauh melebihi populasi Islandia-hingga Juli 2008, jumlah penduduk sebanyak 304.367 orang. Perdagangan bursa saham ditutup sementara hingga Senin ini. Uang krona pun tidak laku diperdagangkan di luar Islandia.

Namun, para Icelander bertaruh mereka akan dapat bertahan hidup dari sumber daya alam di negara yang pada tahun 2007 dinobatkan sebagai negara paling maju oleh United Nations' Human Development Index. “Kita akan baik-baik saja. Kita bisa makan dari yang bisa kita tangkap,” ungkap Kristinn Johansson usia 50 tahun, warga Reykjavik, seperti dikutip Bloomberg, 10 Oktober 2008.


Taylor Swift Tolak Tawaran Manggung Rp 146 Miliar! Pilih Fokus ke Album Baru daripada Uang?
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia / MKRI

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi (MK) memastikan tak ada deadlock dalam pengambilan keputusan sengketa Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU).

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024