Krisis AS Tak Pengaruhi Ekspor Tekstil

VIVAnews - Direktur Industri Tekstil dan Produk Teksil Departemen Perindustrian Aryanto Sagala mengatakan ekspor tekstil Indonesia ke Amerika Serikat tidak akan turun signifikan meski negeri itu sedang dilanda krisis keuangan.

"Kalaupun turun, tidak jauh dari 37 persen dari total ekspor tekstil Indonesia," kata Aryanto, kepada wartawan di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 6 Oktober 2008.

Namun, Aryanto memprediksi ekpor tekstil ke AS akan turun dari segi kualitas. Sebab, dengan kualitas yang turun harga tekstil menjadi lebih murah.

Oleh sebab itu Aryanto menyarankan agar produsen tekstil bisa menurunkan harga produksinya, sehingga bisa tetap berjalan meskipun di tengah pasar yang tidak menentu. "Yang paling penting, gunakan bahan baku dalam negeri, agar harga bisa bersaing," katanya.

Departemen Perindustrian mencatat, akibat krisis keuangan, indeks daya beli masyarakat AS turun hingga 50 persen dibanding tahun lalu. Total impor tekstil dan produk tekstil AS hingga Juli 2008 turun 3,02 persen. Secara volume impor tersebut juga turun 5,05 persen.

Nilai ekspor tekstil dan produk tekstil beberapa negara ke AS hingga Juli masing-masing niali ekspor Indonesia mengalami kenaikan 1,31 persen (volume naik 2,47 persen). Nilai ekspor Cina turun 1,83 persen (volume turun 3,15 persen).

Nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Meksiko turun 10,71 persen (volume 12,31 persen). Vietnam naik 22,14 persen (volume naik 22,24 persen), Bangladesh naik 8,99 persen (volume naik 4,58 persen), dan Kamboja naik 1,94 persen (volume naik 3,31 persen). "Negara-negara lain rata-rata mengalami penurunan ekspor ke AS," katanya.

Tebar Berkah Ramadan 1445 H, Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa
Polda Bali bersama bidang metrologi dan tertib niaga Disperindag kota Denpasar sidak SPBU

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman

Polisi melakukan sidak ke SPBU di sekitar Denpasar, Bali.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024