Ups! Latihan Aerobik Bisa Jadi Buang Waktu

VIVAnews - Semua orang pasti ingin tubuhnya fit. Untuk itu berbagai cara dilakukan, dari jogging, bersepeda, atau pergi ke gym.

Namun, menurut studi terbaru yang Universitas London, usaha menjaga fitalitas lewat latihan aerobik bisa jadi hanya membuang-buang waktu, alias sia-sia.

Hasil studi mengatakan latihan aerobik tidak bermanfaat sama bagi setiap orang. Sebab, manfaat dari latihan itu tergantung gen seseorang.

Seperti dipublikasikan dari Journal of Applied Physiology, 20 persen orang ternyata tidak menerima manfaat sama sekali dari latihan aerobik.

Studi yang dilakukan di London sampai Ontario, yang melibatkan tim peneliti internasional dari 14 lembaga - memeriksa genetik manusia untuk memprediksikan siapa yang paling memperoleh keuntungan dari latihan aerobik.

Para ilmuwan yakin bahwa kesehatan seseorang bisa diprediksi lewat kemampuan tubuh untuk mengambil dan menggunakan oksigen selama berlatih maksimal.

Teori mengatakan makin banyak darah yang terpompa di jantung dan makin banyak otot menggunakan oksigen, makin sedikit risiko terkena penyakit dan kematian.

Menurut James Timmons dari Royal Veterinary College di Universitas  London,  latihan aerobik tidak akan membantu orang-orang tertentu mencegah penyakit jantung, diabetes dan penyakit berpotensi mematikan lainnya.

Timmons optimistis penelitian baru ini bisa membantu kemajuan perawatan kesehatan.

"Jika pasien cenderung tidak memperoleh banyak manfaat dari latihan aerobik, dokter bisa mengalihkannya ke jenis latihan lainnya atau terapi alternatif," kata dia, seperti dimuat laman News.com.au, Jumat 5 Februari 2010.

Alternatif jenis latihan mencakup kegiatan anaerobik seperti angkat besi, push-up dan pull-up.

Dalam penelitian ini, peserta diminta untuk menjalani latihan aerobik maksimal, sementara para peneliti mengambil sampel jaringan otot sebelum dan sesudahnya.

Tim lalu mengidentifikasi sekitar 30 gen yang diperkirakan mengalami peningkatan konsumsi oksigen tubuh.

Di akhir penelitian, para peneliti melihat  20 persen peserta mengalami peningkatan oksigen maksimal kurang dari lima persen.

Sementara, 30 persen peserta tidak menunjukkan peningkatan sensitivitas insulin, yang berarti bahwa latihan ini tidak mengurangi risiko diabetes.

"Kita tahu, konsumsi oksigen maksimal yang rendah berisiko kuat menyebabkan penyakit dan kematian dini. Karenanya, dokter dan ahli kesehatan masyarakat cenderung menyarankan latihan aerobik untuk meningkatkan kapasitas oksigen," kata Timmons.

"Harapan kami, dengan penelitian ini, para dokter menganjurkan ini hanya pada orang-orang yang tepat," lanjut dia.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga
Pertemuan Presiden Jokowi CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson. (foto ilustrasi)

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) received a visit from officials of mining company Freeport McMoran at the Merdeka Palace, Jakarta, on Thursday.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024