VIVAnews - Pergerakan pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta semakin membaik. Hal ini terbukti dari kegiatan ekspor dan impor melalui DKI Jakarta yang mengalami peningkatan. Desember 2009, ekspor melalui DKI Jakarta meningkat 5,88 persen atau mencapai US$ 2,971 juta. Sedangkan pada November 2009 hanya mencapai US$ 2,806 juta.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2008, nilai ekspor Desember 2009 jauh lebih tinggi sebesar 9,90 persen. Hal yang sama juga terjadi pada kegiatan impor melalui DKI Jakarta yang mengalami peningkatan sebesar 18,05 persen atau mencapai US$ 5,242 juta jika dibandingkan dengan nilai impor November 2009 yang hanya mencapai US$ 4,44 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan peningkatan kegiatan ekspor dan impor melalui DKI Jakarta disebabkan Jakarta tetap menjadi pintu gerbang jalur kedua kegiatan itu. Tentu saja, hal ini mendatangkan keuntungan sendiri bagi ibu kota negara dalam mengupayakan pergerakan pertumbuhan roda ekonomi dan mengantisipasi dampak krisis global yang belum sama sekali hilang.
Agus mengungkapkan kontribusi nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta yang memberikan sumbangan besar terhadap total nilai ekspor pada November 2009 mencapai 21,31 persen atau meningkat 0,04 poin dari kontribusi bulan yang sama tahun 2008 yang mencapai 21,27 persen.
Dari 10 jenis komoditi utama ekspor non migas DKI, ada lima kelompok yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai ekspor melalui DKI Jakarta. Kelompok tersebut adalah, perhiasan/permata sebesar US$ 23,65 juta, barang-barang rajutan sebesar US$ 6,86 juta, pakaian jadi bukan rajutan sebesar US$ 4,24 juta, mesin/peralatan listrik sebesar US$ 1,78 juta serta sabun dan preparat pembersih sebesar US$ 0,4 juta.
Kendati demikian hal positif tidak terjadi pada nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta yang mengalami penurunan. Terlihat dari nilai ekspor produk-produk DKI pada November 2009 mencapai US$ 598,12 juta atau menurun sebesar 9,74 persen dari bulan Oktober 2009 yang mencapai US$ 662,65 juta. Nilai itu juga lebih rendah sekitar 15,59 persen bila dibandingkan dengan nilai ekspor bulan yang sama pada tahun 2008.
“Tapi kalau dilihat secara komulatif, nilai ekspor melalui DKI Jakarta sepanjang tahun 2009 menurun sebesar 9,84 persen atau hanya mencapai US$ 32,539 juta bila tahun 2008,” kata Agus Suherman.
Dia menambahkan ekspor yang mempunyai pengaruh besar dan langsung terhadap perekonomian Jakarta yaitu ekspor atas produk-produk yang dihasilkan unit usaha berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan diekspor melalui pelabuhan DKI Jakarta maupun melalui pelabuhan lain seperti Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pasar utama ekspor produk DKI Jakarta dipegang negara-negara ASEAN. Sepanjang November 2009, keseluruhan produk-produk DKI Jakarta yang dipasarkan ke ASEAN mencapai 35,02 persen, meningkat 1,89 poin dari market share ASEAN bulan yang sama pada tahun 2008 yang hanya mencapai 33,13 persen. Nilai ini juga lebih tinggi 4,38 poin dari bulan Oktober 2009 yang mencapai 30,64 persen.
Sementara nilai impor melalui DKI Jakarta pada Desember 2009 mengalami peningkatan sebesar 18,05 persen, yaitu mencapai US$ 5,242 juta bila dibandingkan dengan nilai impor November 2009. Namun bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2008, nilai impor Desember 2009 juga lebih tinggi 25,48 persen.
Berdasarkan golongan penggunaan barang atau Brad Economic Category (BEC), nilai impor selama periode Januari-November 2009 mengalami penurunan untuk semua golongan penggunaan barang dibandingkan dengan periode Januari-November 2008. Untuk barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 17,63 persen, nilai impor bahan baku dan penolong menurun sebesar 33,67 persen dan nilai impor barang modal menurun sebesar 15,00 persen.
Tim Cook Puts Investment to Build Apple Developer Academy in Indonesia
The Industry Minister, Agus Gumiwang Kartasasmita ensured that Apple's Chief Executive Officer (CEO), Tim Cook puts investment in Indonesia.
