Krisis Keuangan AS

Harga Saham Turun Drastis, Investor Frustrasi

VIVAnews – Para investor dan pialang bursa saham Wall Street, New York, menyatakan rasa frustrasi atas sikap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kongres AS yang, secara tak terduga, menolak penyaluran bantuan darurat US$700 miliar demi mengatasi krisis keuangan dan perbankan. Gara-gara penolakan DPR tersebut, indeks harga saham Dow Jones di bursa Wall Street pada Senin sore, 29 September 2008 waktu setempat (Selasa pagi WIB), anjlok 777 poin.

Besaran anjloknya indeks saham tersebut merupakan rekor baru dalam sejarah perdagangan bursa saham Wall Street setelah serangan teroris di New York September 2001. Tak pelak kondisi tersebut diikuti dengan anjloknya harga saham di bursa-bursa utama di Eropa dan Asia.

“Bagaimana bisa [penolakan] ini terjadi? Apakah orang-orang di Capitol Hill [kantor Kongres AS] tidak mengerti? Ini menjadi masalah karena Wall Street sangat tidak nyaman dengan suasana yang tidak pasti,” kata Gordon Charlop, direktur “Rosenblatt Securities.”
Charlop pun pesimistis bahwa kalaupun jadi dikucurkan Kongres, pinjaman darurat US$ 700 miliar yang berasal dari uang pembayar pajak tidak bisa langsung mengatasi krisis.

Apalagi, menurut stasiun televisi CNN, dengan anjloknya harga saham banyak perusahaan Senin lalu, uang yang hangus sudah sebesar US$ 1,2 triliun.
Kalangan investor pun khawatir bahwa dengan kucuran dana dari pemerintah, krisis keuangan baru bisa teratasi selama beberapa bulan kemudian. “Harus ada suatu tindakan. Melihat reaksi bursa yang indeksnya turun 400 poin hanya dalam waktu 10 menit sudah menjadi pertanda,” kata Chris Johnson, pengamat dari Johnson Research Group.

“Kita tidak akan melihat tanda-tanda stabilnya pasar kredit atau bursa saham sebelum menyaksikan program pemerintah disetujui Kongres,” kata Fred Dickson, direktur penelitian ritel dari D.A. Davidson & Co.    
Sedangkan menurut Marc Pado, pakar strategi pasar dari Cantor Fitzgerald, para investor kini khawatir akan meluasnya krisis hingga melanda bank-bank di Eropa dan Asia. “Kini segalanya tengah sekarat dan kacau balau,” kata Pado. (ap)

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya
Gedung Kejaksaan Agung

Komjak Soroti Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Emas di Kejaksaan

Komisi Kejaksaan RI mendorong Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung agar menuntaskan penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi terka

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024