Pengamat: Sultan Tak Dibutuhkan di Golkar

VIVAnews - Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai, apa yang dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama ini tidak dapat dikatakan sebagai penghianat Partai Golkar. Tetapi sebagai bentuk pelarian akibat minimnya perhatian Golkar terhadap raja Yogyakarta itu.

"Sultan tidak berkhianat, tapi selama ini tidak dibutuhkan Golkar, jadi tidak aneh bila ia melakukan seribu langkah," ujar Boni dalam diskusi di gedung DPD, Jakarta, Rabu, 28 Januari 2009. 

Karena tidak pernah dianggap, Sultan dengan babasnya berkeliaran, hingga akhirnya Partai Republikan melamarnya untuk menjadi calon presiden Republikan.

Bahkan kehadiran Sultan di Rakernas PDIP Solo juga bukan suatu hal yang aneh, namun juga tamparan bagi partai berlambang pohon beringin ini.

"Sultan sebagai seorang raja sebenarnya tingkat elektabilitasnya cukup tinggi. Tapi kenapa Golkar masih juga "menggemukkan" JK?  Padahal Sultan kan bisa menjadi penengah antara 'pemain yoyo' dan 'pemain sirkus'." jelasnya.
 
Dengan demikian, bila Sultan keluar dari Golkar, itu menjadi tamparan tambahan bagi partai Golkar dan sebaliknya, merupakan kemenangan bagi Sultan karena partai lain seperti PDIP dan partai sekaliber PKS dapat dengan mudah meraihnya.
 
Boni melihat selama ini,konsolidasi internal Golkar di masa Jusuf Kalla lemah, dan terlihat Golkar mengalami penggembosan.  Golkar serba bingung menentukan sikap. 

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku

"Golkar seperti raksasa ketiduran, dan harus hati-hati karena kalau raksasa tidur, pagi bisa lewat, dan makanan bisa tahu-tahu habis," ujarnya sambil tertawa. 

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersyukur suara yang diperoleh partainya pada Pemilu 2024, naik signifikan. Airlangga berterima kasih ke kader dan para caleg

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024