VIVAnews - Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa menilai gerakan-gerakan menggulingkan Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kasus PT Bank Century sudah jauh melenceng.
"Sangat aneh, jika gara-gara kebijakan bail-out Century, Boediono dan Sri Mulyani dipecat," ujar Yudhi kepada VIVANews di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2009.
Dia menekankan kebijakan yang diambil oleh Boediono dan Sri Mulyani untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia adalah kebijakan tepat di masa krisis.
Yudhi menekankan situasi saat itu, kondisi perbankan sudah sangat kritis.
"Kalau kita dihukum gara-gara mengambil kebijakan yang benar, itu konyol namanya," kata Yudhi. Pada saat kebijakan diambil, bisa saja informasinya tidak lengkap. Tetapi seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang baik bagi perekonomian negara ini.
Dia mengingatkan penggantian pejabat negara karena mengambil kebijakan yang benar merupakan pendidikan yang buruk bagi bangsa ini. Jangan lupa ini akan berimplikasi jangka panjang.
"Pejabat-pejabat berikutnya tidak akan berani mengambil kebijakan karena takut disalahkan atau dihukum," katanya. Jika itu yang terjadi, maka sistem perekonomian Indonesia akan mudah digoyang oleh orang luar. "Kalau ada badai ekonomi datang, kita tak punya pertahanan karena semua pejabat takut ambil kebijakan."
Yudhi mengingatkan agar para politisi tidak bermain-main untuk kepentingan jangka pendek dengan tujuan kekuasaan. "Itu benar-benar sangat konyol."
Dia curiga dengan gerakan para politisi pengusung Hak Angket Century. Sebab, sejak awal sudah memiliki target untuk menggusur Menkeu dan Wapres. "Angket baru dimulai, kok sudah punya target."
Untuk menilai kondisi perbankan saat itu, Danareksa mempunyai indikator Banking Pressure Indeks untuk mengukur tekanan perbankan. Semakin tinggi, indeks-nya, maka perbankan semakin rentan. Indeks yang wajar berada di bawah 0,5, semakin kecil semakin bagus.
Namun, pada posisi Oktober 2008, indeks tekanan perbankan sudah di level 0,9. Itu berarti kondisi bank sudah sangat rentan. Untuk mengatasi ini, BI sudah harus melakukan perubahan-perubahan kebijakan, bahkan sejak enam bulan sebelumnya.
"Sebab, ada satu bank jatuh saja, maka akan merembet ke bank-bank lain karena orang gampang pindahkan simpanannya ke luar negeri."
Apalagi, saat itu Indonesia tidak melakukan kebijakan penjaminan simpanan secara penuh seperti dilakukan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia hingga Australia. "Pertahanan sistem keuangan kita sangat rapuh. Saat itu, hampir tidak ada."
heri.susanto@vivanews.com
VIVA.co.id
23 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Neta Siap Menggebrak PEVS 2024 dengan Meluncurkan SUV Listrik Baru
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
PT Neta Auto Indonesia siap menggebrak pameran Periklindo Vehicle Show, atau PEVS 2024 dengan meluncurkan mobil listrik terbarunya di kelas small SUV.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Branding In Seongsu Episode 22: Lomon Larut dalam Penyesalan atas Tindakannya
IntipSeleb
25 menit lalu
Branding in Seongsu episode 22, di tengah kegembiraan acara lokakarya, Eun Ho masih dihantui rasa penyesalan atas perbuatannya terhadap Na Eon. Eun Ho pun mundur.
Lady Rara Beri Pesan Bagi yang Berada di Fase Terendah: Istirahat Boleh, Jangan Diforsir
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Lady Rara atau Rara LIDA baru-baru ini membagikan sebuah pesan penting bagi semua orang yang saat ini sedang berada di fase terendah dalam kehidupan...
Selengkapnya
Isu Terkini