VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan mampu menembus level 3.000 pada 2010. Hal itu berpotensi terjadi dengan asumsi price to earning ratio (PER) di dalam negeri tidak berubah dan laba bersih per saham (earning per share/EPS) tumbuh 25 persen.
Praktisi pasar modal Rizal B Prasetijo mengatakan, PER di Indonesia saat ini 14-15 kali. Target IHSG di level 3.000 berpotensi tercapai jika industri mampu bertumbuh 25 persen.
"Level 3.000 sangat konservatif," kata dia di sela seminar Investor Summit di Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu 2 Desember 2009.
Rizal menambahkan, iklim investasi di dalam negeri sangat menarik bagi investor asing. Investor tersebut tidak hanya berasal dari negara berkembang, tapi juga global.
"Suntikan dana global lebih besar dari negara berkembang," kata dia.
Hal itu, menurut dia, sudah tercermin sejak enam bulan terakhir. Minat investor asing tidak hanya pada sektor tertentu, seperti komoditas dan infrastruktur.
Namun, minat investor asing itu juga meliputi seluruh lini industri di Tanah Air.
Rizal mengungkapkan, minat investor asing disebabkan ekspektasi mereka terhadap peningkatan peringkat utang jangka panjang dalam negeri dari Standard & Poor's menjadi BBB- dari saat ini BB-.
"Secara perhitungan rasio dan fundamental, peringkat Indonesia sangat berpeluang naik," ujarnya.
Meski demikian, investor asing rata-rata berinvestasi selama 2-3 tahun.
arinto.wibowo@vivanews.com