Penundaan FTA Asean-China

Menperin: Ada yang Salah Pada Industri Lokal

VIVAnews - Proses negosiasi penundaan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Asean dengan China terus bergulir meski FTA berlaku efektif 1 Januari 2010. Menteri Perindustrian MS Hidayat memperkirakan proses negosiasi hingga ke pemerintah China akan membutuhkan waktu setidaknya dua bulan.

Sebelumnya diberitakan, beberapa sektor industri dalam negeri melaporkan keberatan atas implementasi FTA tersebut. Di antaranya, tekstil, mainan anak-anak, elektronik, makanan minuman, baja, petrokemikal, dan otomotif.

"Surat keberatan beserta alasan dari masing-masing asosiasi akan diselesaikan sebelum 1 Januari 2010," kata Hidayat usai Pre-Rapimnas Kadin Indonesia di kantor Depperin Jakarta, Senin, 30 November 2009. Sehingga meski FTA Asean-China tetap berlaku pada 1 Januari tahun depan, proses negosiasi terus berjalan.

Fakta bahwa dari sekian negara Asean yang turut meneken FTA, hanya Indonesia yang keberatan, menjadi kesimpulan bagi Hidayat bahwa ada yang salah dengan pengembangan industri dalam negeri.

"Ada something wrong dengan pembinaan industri kuta, termasuk pengusaha kita tidak efisien dan tidak bisa berkompetisi," kata dia.

Lemahnya daya saing industri dalam negeri, menurutnya, juga diperparah dengan faktor biaya bunga. Di negara Asean lain, suku bunga bisa di bawah 10 persen, di Indonesia sebaliknya di atas 10 persen. Selain itu, ekonomi biaya tinggi seperti biaya pelabuhan harus ditekan karena menimbulkan inefisiensi.

Mantan Menperindag periode 1993-1995 Hartarto Sastrosoenarto, seperti yang dikatakan Hidayat, menilai potensi Indonesia tidak ada masalah jika melakukan FTA dengan negara manapun, bahkan dengan Australia dan Selandia Baru.

"Kecuali dengan China, Pak Hartarto bilang industri kita belum siap. Jadi kalau perlu penundaan, masih bisa diterima," ujarnya.

Saat ini, asosiasi yang mengajukan keberatan tengah dikumpulkan untuk menyusun surat keberatan yang akan diusulkan ke Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Depdag Gusmardi Bustani.

Selanjutnya, dia mengatakan, surat resmi akan dialamatkan ke seluruh negara Asean untuk membicarakan kompensasi di sektor lain yang tidak ada masalah.

"Kalau perpanjangan diminta sampai 2014 akan sulit, saya sudah pelajari itu. Dari seluruh negara Asean, yang keberatan cuma Indonesia. Negara seperti Kamboja dan Laos dengan bea masuk nol persen dari China akan lebih senang karena penduduknya sedikit," kata Hidayat.

hadi.suprapto@vivanews.com

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”
BMW i5 eDrive40 M Sport

BMW Cetak Sejarah Baru di Indonesia

BMW Indonesia mengumumkan hasil penjualan yang luar biasa untuk kuartal satu 2024 dengan total 775 unit, menunjukkan peningkatan 12 persen dibandingkan periode yang sama

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024