VIVAnews - Nilai tukar rupiah yang bergerak di kisaran Rp 12.000-12.250/US$ dan sentimen indeks bursa regional yang anjlok 5-6 persen pagi ini, membuat investor ragu masuk pasar. Pada awal transaksi Kamis, 20 November 2008, pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung bersikap menunggu dan menahan diri untuk mengakumulasi saham.
IHSG akhirnya dibuka melemah 35,54 poin (3,01 persen) ke level 1.144,81. .
Pada transaksi Rabu 19 November 2008, indeks ditutup di level 1.180,36 atau melemah 9,51 poin (0,79 persen) dibanding perdagangan sebelumnya.
Analis PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, anjloknya nilai tukar rupiah yang menembus level psikologis Rp 12.000 per dolar AS, serta pergerakan bursa regional yang melemah mendorong indeks bergerak turun 0,8 persen.
"Hari ini, kami perkirakan pelaku pasar fokus pada pergerakan kurs rupiah," kata dia di Jakarta.
Selain itu, minimnya sentimen positif serta situasi perekonomian dunia yang dibayangi resesi berkepanjangan membuat investor cenderung wait and see. Transaksi dalam dua hari terakhir kecil, hanya berkisar Rp 1,3 triliun. "Kisaran support-resistance hari ini 1.106-1.200," ujar dia.
Di bursa regional, indeks Nikkei 225 melemah 332,87 poin (4,02 persen) ke level 7.940,35, Hang Seng Hong Kong turun 644,82 (5,03 persen) ke posisi 12.170,98, dan Straits Times Singapura terkoreksi 46,19 poin (2,77 persen) menjadi 1.619,4.
Sedangkan pada perdagangan Rabu sore waktu New York atau Kamis dini hari WIB, indeks Dow Jones terkoreksi 427,47 poin (5,07 persen) ke level 7.997,28, Standard & Poor's 500 melemah 52,54 poin atau 6,12 persen ke posisi 806,58, dan Nasdaq turun 96,85 poin (6,53 persen) menjadi 1.386,42.