Surabaya Post - Guna meredam dendam pasca kematian Matlawi Badri (50), warga Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yang diisukan disantet, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan turun ke kampung nelayan itu. Warga pun diminta untuk berdamai dan tidak gampang menuduh seseorang memiliki ilmu santet.
"Ilmu santet tidak bisa dibuktikan secara lahiriah di dunia. Pembuktiannya di akhirat kelak," kata Ketua MUI Kabupaten Probolinggo, KH Saiful Islam, Senin 23 November 2009. Karena mustahil dibuktikan, warga Kalibuntu diminta tidak berburuk sangka dengan menuduh seseorang mempunyai ilmu santet.
Seperti diketahui, Senin 16 November 2009, keluarga Matlawi dan beberapa warga mendatangi rumah Musi. Polisi dan pihak pemerintah Desa Kalibuntu turun tangan. Matlawi dibawa ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan. Lalu diketahui bahwa Matlawi menderita kencing manis dan TBC.
Permasalahan ini semakin memanas. Matlawi meninggal dunia pada Kamis 19 November. Keluarga Matlawi pun menuding, Musi menyuruh Mainah untuk menyantet Matlawi. "Dalam Islam, santet itu termasuk sihir. Meski keberadaannya diakui, tetapi sulit dibuktikan. Karena itu jangan gampang berburuk sangka," ujar Non Mbeng -panggilan akrab KH Saiful Islam.
Soal pengakuan Matlawi saat masih sakit, yang sering didatangi Musi dan Mainah dalam mimpi, kata Nong Mbeng, jangan dijadikan alasan pembenar bahwa Matlawi disantet. "Bisa saja mimpi itu berasal dari setan atau karena diselimuti perasaan," ujar salah satu pengasuh Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kec. Pajarakan, Kab. Probolinggo itu.
MUI sebenarnya sudah meminta MUI Kecamatan Kraksaan untuk turun ke Kalibuntu begitu kasus santet itu merebak. "Karena masalah ini belum juga selesai, MUI kabupaten juga akan turun ke Kalibuntu," ujar Non Mbeng.
Non Mbeng bersyukur, meski keluarga mendiang Matlawi dan sejumlah warga masih menyimpan kemarahan terhadap Musi dan Mainah, tidak sampai terjadi anarkisme massa. Polisi diminta tetap mengintensifkan patroli di Kalibuntu.
Pasca kematian Matlawi di RSUD, yang diisukan terkena santet, Kamis (19/11) lalu, polisi langsung mengamankan Musi dan Mainah. Soalnya, keluarga Matlawi dan sejumlah warga bermaksud mencari kedua orang tersebut.
"Soal tawaran damai, keluarga kami mau asalkan kedua orang itu (Musi dan Mainah, Red.) mau keluar dari Desa Kalibuntu," ujar Fatimah, anak Matlawi.
Laporan: Ikhsan Mahmudi | Surabaya Post
Baca Juga :
6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Saldo DANA Gratis dari Google Untuk Kamu! Aplikasi aman dan menguntungkan, Klaim Sekarang Juga!
Gadget
2 jam lalu
Nikmati saldo DANA gratis dari Google sekarang juga! Temukan cara mendapatkannya melalui artikel ini. Aplikasi aman dan menguntungkan.
Oppo baru saja merilis ponsel terbaru mereka di segmen entry-level, yaitu Oppo A60, yang pertama kali diluncurkan untuk pasar Vietnam. Menawarkan sejumlah Fitur Menarik
Palestina, panggung sejarah penuh konflik. Sejak Mandat Britania hingga Perang Dunia I, konflik antara Israel dan Palestina tumbuh. Perjuangan antara bangsa Arab, Inggris
Unjuk Gigi di Piala Asia Qatar, Ini Sederet Fakta Timnas U-23 Besutan Shin Tae Yong
Ceritakita
3 jam lalu
Timnas Indonesia U-23 mengunci tiket ke semifinal Piala Asia U-23, setelah menumbangkan Korea Selatan (Korsel) melalui drama adu penalti dengan skor 11-10.
Selengkapnya
Isu Terkini