Perdagangan Saham di Wall Street

Dolar Bangkit, Reli Saham Melemah

VIVAnews - Para investor di bursa Wall Street melanjutkan reli (kenaikan panjang) indeks harga saham pada hari ketiga. Semua indeks pun terus mengukir rekor tertinggi dalam 13 bulan terakhir.

Di akhir transaksi Selasa sore waktu New York (Rabu dini hari WIB), indeks harga saham industri Dow Jones naik 30,46 poin (0,3 persen) menjadi 10.437,42. Begitu bulan dengan indeks Standard & Poor's 500, naik 1,02 (0,1 persen) menjadi 1.110,32. Sedangkan indeks komposit Nasdaq naik 5,93 poin (0,3 persen) menjadi 2.203,78.

Lemahnya kenaikan indeks terjadi setelah nilai tukar dolar kembali menguat, setelah tiga hari berturut-turut bergerak turun. Dalam transaksi Selasa waktu New York, nilai tukar dolar atas euro menguat, dari US$1,50 menjadi US$1,4865.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

Itulah sebabnya para investor memilih menahan diri jelang penutupan perdagangan.

Ketidakstabilan nilai tukar dolar dalam delapan bulan terakhir ternyata turut mempengaruhi penguatan indeks harga saham. Harga saham perusahaan-perusahaan energi dan ekspor-impor diuntungkan oleh lemahnya dolar. Mereka menangguk untung dari naiknya permintaan luar negeri atas produk-produk mereka saat dolar melemah.

Selain itu, tingkat suku bunga AS yang super rendah turut membuat para investor mencari laba dalam perdagangan saham dan komoditas. Indeks harga saham pun terangkat.

Namun, volume perdagangan Selasa kemarin berlangsung relatif rendah. Para investor masih fokus pada laporan perusahaan-perusahaan ritel di triwulan ketiga tahun ini. Tinggi rendahnya pendapatan para peritel itu menjadi indikator penting untuk mengetahui seberapa banyaknya pengeluaran belanja konsumen - yang menjadi salah satu barometer pokok bagi pemulihan ekonomi AS.

Awal pekan ini para peritel seperti Home Depot Inc, Saks Inc, dan Target Corp mengungkapkan pendapatan yang lebih besar dari perkiraan di triwulan ketiga. Namun mereka masih mengaku was-was atas proyeksi musim belanja pada libur akhir tahun.

"Kendati berlangsung reli dramatis di bursa saham, kami masih menunggu reaksi para konsumen dalam situasi resesi," kata Uri Landesman, pengamat dari ING Investment Management di New York. 
   
Sementara itu, tanda-tanda naiknya inflasi masih belum tampak. Ini merupakan pertanda bagus bagi ekonomi.

Menurut laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS, Indeks Harga Produsen - yang mengukur inflasi berdasarkan level usaha grosir - Oktober lalu meningkat 0,3 persen. Jumlah itu lebih rendah dari perkiraan para ekonom.

"Bagi pasar, inflasi saat ini bukanlah isu utama," kata Tim Courtney, pengamat dari Burns Advisory Group. Dia menilai bahwa situasi itu menandakan bahwa tingkat suku bunga masih tetap rendah. (AP)

Ten Hag Bawa 3 Pemain Man Utd U-18 ke Tim Senior
Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024